Pulau Rinca resmi ditutup selama pembangunan sarana dan prasarana penunjang wisata. Ini tentu saja menjadi drama dan kontroversi bagi masyarakat sekitar.
Viralnya foto komodo vs truk membuat Pulau Rinca kembali jadi sorotan. Suara masyarakat yang dulunya sempat diredam oleh pemerintah, kini kembali lantang minta pertanggungjawaban.
"Sekarang situasinya lebih parah. Karena telah disampaikan pengumuman dari Taman Nasional Komodo (TNK) untuk menutup akses publik ke Pulau Rinca," ujar Ketua Forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp Mabar), Aloysius Suhartim Karya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aloysius mengatakan bahwa penutupan akses ke Rinca adalah bukti pemerintah ingin menutupi sesuatu di sana.
"Penutupan akses publik artinya memutuskan keterlibatan publik untuk mengawasi pembangunan. Akan terjadi peristiwa yang mengerikan yang akan luput dari publik," tegasnya.
Saat diwawancara Aloysius dengan berapi-api menjabarkan alasan mengapa mereka menolak penutupan Pulau Rinca. Alasan penutupan ini disebut dalih semata akan kerusakan yang nantinya timbul.
"Saya mau katakan ini dalih saja. Karena komodo itu pandai berkamuflase. Mungkin yang besar bisa terlihat, tapi yang kecil sangat sulit dilihat. Kalau yang kecil tergilas, bisa langsung dibungkus, dibuang," lanjut Aloysius.
Hanya satu foto. Satu foto viral saja cukup untuk menyulut kembali kemarahan warga Labuan Bajo. Apalagi buat mereka komodo bukan hanya sekedar satwa langka.
Mereka percaya komodo adalah keluarga, bagian dari orang asli Pulau Komodo. Ini mengapa, mereka mati-matian menentang pembangunan di sana. Apalagi Loh Buaya yang memang jadi tempat kawin para komodo.
"Pembangunan ini masif, penuh kebisingan. Yang mana sangat mengganggu komodo. Saat komodo stress, dia akan kehilangan nafsu makan. Kalau sudah kehilangan nafsu makan, mereka bisa mati," ujarnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!