Kenalkan Sarma, Dokter Gajah dari India

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kenalkan Sarma, Dokter Gajah dari India

Femi Diah - detikTravel
Minggu, 01 Nov 2020 13:22 WIB
Sarma, dokter gajah
Kushal Konwar Sarma mendapatkan predikat dokter gajah. (Foto: BBC)
Assam -

Kushal Konwar Sarma diberi predikat dokter gajah. Pria asal India itu telah menghabiskan waktu 35 tahun untuk merawat dan menyelamatkan nyawa ribuan gajah.

"Saya sangat bahagia ketika berada di sekitar gajah. Jumlah waktu yang saya habiskan dengan gajah lebih banyak ketimbang waktu yang saya habiskan bersama keluarga," kata Sarma kepada BBC.

Dokter berusia 60 tahun itu sudah mengenal gajah sejak kecil. Pria itu besar di desa bernama Barma di negara bagian utara India, Assam, yang menjadi rumah bagi 5.000 gajah India. Adapun total populasi gajah di India ada lebih dari 27.000 ekor, menurut survei yang dilakukan pada 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak itu, dia telah merawat lebih dari 10.000 gajah. Dokter Sarma bahkan percaya diri mengatakan sudah bisa memahami "bahasa" gajah.

Atas dedikasinya itu, Sarma mendapat penghargaan Padma Shri, salah satu penghargaan tertinggi untuk warga sipil di India, atas upayanya menyelamatkan gajah-gajah tahun ini.

ADVERTISEMENT

"Selain memberi mereka makan, saya berkomunikasi dengan mereka melalui bahasa isyarat. Sekarang sebagian besar gajah di sini mengenali saya," kata dia.

Dua Gajah Istimewa

Semuanya itu bermula pada 1984 ketika Sarma pertama kali merawat gajah yang sakit di bawah bimbingan mentornya, Profesor Subhash Chandra Pathak.

"Saya ingat pertama kali saya pergi dengannya ke Taman Nasional Manas untuk merawat gajah. Saya sangat bersemangat pada hari itu," tutur Sarma.

Tapi, hubungan dekat Sarma dengan gajah dimulai jauh sebelum itu. Saat kecil, keluarganya merawat gajah betina bernama Laxmi di rumah.

"Ketika saya berusia sekitar tujuh tahun, saya biasa duduk di (punggung) Laxmi dan berkeliling desa. Itu salah satu kenangan saya yang paling jelas tentang dia. Begitulah cara saya mulai mencintai gajah," dia membeberkan.

Kemudian juga terkait musim hujan. Ya, saat musim hujan datang Assam, rumah bagi ribuan gajah, rentan terhadap banjir besar.

Keadaan itu seringkali membahayakan hewan-hewan di sana. Termasuk di Taman Nasional Kaziranga, yang merupakan situs warisan Unesco di negara bagian itu.

Sebagai gambaran pada bulan Juli lalu, Assam diterjang banjir bandang. Laporan menunjukkan setidaknya 51 satwa di taman nasional itu mati.

"Hewan sangat menderita selama musim banjir di taman. Banyak hewan mati dan bahkan gajah pun tersapu bersih," kata Sarma.

Kendati tidak dalam masa tugas, Sarma sering membantu petugas dalam upaya penyelamatan hewan. Sarma telah menjelajahi lebih dari 300.000 km hutan lebat di Assam, bertemu dan merawat ribuan gajah.

"Bayi gajah biasa terpisah dari induknya. Dalam situasi seperti itu, mereka membutuhkan perawatan dan dukungan ekstra. Itu sebabnya saya membantu saat banjir," ujar dia.

"Saya selalu melakukannya karena saja ingin mencoba menyelamatkan sebanyak mungkin hewan," kata dokter ini.

Selain gajah yang dirawat di rumahnya saat dia kecil, Sarma memiliki satu gajah lain yang spesial. Gajah itu bernama Geeta, seekor gajah betina yang tinggal di Taman Nasional Kaziranga.

"Suatu ketika saat saya mengunjungi AS, saya mendapat kabar bahwa seseorang telah menembak Geeta. Waktu itu, Geeta berada di Taman Nasional Kaziranga. Untungnya, tidak satu pun dari lima peluru mengenai organ vital, tetapi saya sangat cemas," dia mengisahkan.

Sarma sampai menimbang untuk langsung terbang pulang ke India dan menemui Geeta.

"Tapi akhirnya yang terjadi sebaliknya, saya membantu perawatan Geeta melalui telepon," katanya.

Barulah sepekan kemudian dia urusannya di AS kelar. Sarma tak membuang waktu untuk menuju taman nasional dan menemui Geeta.

"Saya meyakinkannya bahwa saya akan memperlakukannya dengan baik dan bahwa saya akan mengeluarkan semua peluru dari tubuhnya. Setelah menemukan peluru dengan detektor logam, saya mengeluarkan tiga peluru pertama melalui operasi," kata dia.

Tapi, dua peluru lain bersarang jauh di dalam tubuh Geeta, sehingga sulit untuk dikeluarkan.

"Tapi saya melanjutkan perawatan saya dan akhirnya setelah lima operasi, peluru terakhir dikeluarkan dari tubuhnya. Geeta tersayang masih hidup dan sangat sehat," dia menjelaskan.

Meskipun Sarma mencintai pekerjaannya, ia menyadari betul risiko besar saat bertugas merawat atau menyelamatkan gajah-gajah itu. Bukan sekali dua kali dia mempertaruhkan nyawanya.

"Saya sering bertanya-tanya, bagaimana saya bisa bertahan?" kata Sarma.

"Suatu kali saya harus menghabiskan sepanjang malam di pohon untuk mencoba menenangkan gajah liar yang coba kami tangkap supaya bisa kami obati," ujar dia.

Kendati menyadari betul risiko itu, Sarma tidak mau berhenti. Dia bahkan mendukung putrinya untuk mengikuti jejaknya menjaga gajah.

Ia berharap dapat menginspirasi putrinya, yang telah menyelesaikan gelar di bidang kedokteran hewan, dan sering membantunya dalam pekerjaannya.

"Saya ingin putri saya mengemban tanggung jawab merawat gajah setelah saya," kata dia.


Hide Ads