Setelah potret viral komodo yang menghadang truk di Pulau Rinca, kini beredar kabar terkait lain. Seekor komodo disebut nyasar ke PLTD di Pulau Komodo.
Kabar itu pertama kali mencuat lewat sebuah unggahan dari laman Twitter @KawanBaikKomodo yang diunggah Sabtu kemarin (31/10). Dilihat detikTravel, Minggu (1/11/2020), video itu disebut diambil di instalasi PLN Pulau Komodo.
Dalam video singkat berdurasi 30 detik itu, tampak seekor komodo yang berjalan di luar pagar bangunan yang diketahui merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tragis! PLTD di habitat komodo. Memang sudah lama warga komodo mendambakan listrik dan mau bayar, tapi mengapa PLN dan KLHK tidak bangun energi terbarukan?" bunyi caption di video tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, PLTD itu dibangun di lokasi antara desa komodo dan Loh Liang, fasilitas wisata milik KLHK/BTNK. Posisinya persis di dekat konsesi PT KWE 151,9 hektar.
Dalam unggahannya admin @KawanBaikKomodo mengkritisi kehadiran PLTD yang berlokasi di dekat konsesi PT KWE yang memiliki luas 151,9 hektar.
"Yang kita kritisi di sini adalah pemakaian energi diesel, salah satu penyumbang "pemanasan global". Ingat ini ekosistem konservasi yang menghasilkan devisa milyaran rupiah bagi negara," kritik mereka.
Dari sisi KLHK, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, menyebut kalau pembangunan di TN Komodo sudah sesuai kaidah.
Hal itu dapat dilihat dari jumlah populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya yang disebut Wiratno relatif stabil, bahkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya adalah 5% dari populasi di Pulau Rinca atau sekitar 66 ekor. Bahkan populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil dengan kecenderungan sedikit meningkat di 5 tahun terakhir," ujar Wiratno dalam siaran persnya.
Untuk di Pulau Rinca sendiri, saat ini penataan tengah memasuki tahap pembongkaran bangunan eksisting dan pembuangan puing, pembersihan pile cap, dan pembuatan tiang pancang.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!