KLHK Klaim Penataan Wisata di Pulau Rinca Patuhi Kaidah Konservasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

KLHK Klaim Penataan Wisata di Pulau Rinca Patuhi Kaidah Konservasi

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 28 Okt 2020 11:47 WIB
Proyek yang Sedang Dikerjakan di Taman Nasional Komodo
Pembangunan di Loh Buaya Pulau Rinca yang masuk Taman Nasional Komodo menjadi pro dan kontra. (Dok. Kementerian PUPR)
Jakarta -

Taman Nasional Komodo (TNK), khususnya di Pulau Rinca, sedang menjadi perbincangan warganet setelah foto proyek pembangunan beredar. KLHK mengklaim telah memenuhi kaidah konservasi.

Sejak 1980, Taman Nasional Komodo diberi label global sebagai Cagar Biosfer (1977) dan Warisan Dunia (1991) oleh UNESCO. Kawasan itu memiliki luas 173.300 hektare yang terdiri dari 58.449 hektare (33,76%) daratan dan 114.801 hektare (66,24%) perairan.

KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menyebut ada pembagian zona di kawasan itu. Yakni, Zona Pemanfaatan Wisata Daratan 824 hektare (0,4%) dan Zona Pemanfaatan Wisata Bahari 1.584 hektare (0,95%).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rilis kepada detikcom, Rabu (28/10/2020), KLHK menyebut Zona Pemanfaatan bisa dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan sejak dari perencanaan ruang kelola di TNK tersebut.

Nah, sejak ditetapkan sebagai TN hingga saat ini sarana prasarana (sarpras) di TNK terus dikembangkan wisata edukasi dan penelitian. Untuk menunjang dua kegiatan itu, dilakukan penataan sarana dan prasarana di Lembah Loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo oleh Kementerian PUPR. Saat ini, pembangunan mencapai 30 persen dari rencana yang akan selesai pada Juni 2021.

ADVERTISEMENT

Saat ini, penataan tengah memasuki tahap pembongkaran bangunan eksisting dan pembuangan puing, pembersihan pile cap, dan pembuatan tiang pancang.

Viral foto Komodo vs trukViral foto Komodo vs truk Foto: Istimewa



Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno, menyebut jumlah populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya relatif stabil bahkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Total jumlah biawak komodo pada 2018 sebanyak 2.897 individu dan pada tahun 2019 bertambah menjadi 3.022 individu atau bertambah 125 individu. Konsentrasi populasinya berada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Hanya sebanyak 7 individu di Pulau Padar, 69 individu di Gili Motang, dan 91 individu di Nusa Kode.

"Populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya adalah 5% dari populasi di Pulau Rinca atau sekitar 66 ekor. Bahkan populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil dengan kecenderungan sedikit meningkat di 5 tahun terakhir," ujar Wiratno.

Dari fakta tersebut Wiratno menyebut bahwa jika dilindungi secara serius dan konsisten, dengan meminimalisasi kontak satwa, maka aktivitas wisata pada kondisi saat ini dinilai tidak membahayakan populasi biawak komodo di areal Lembah Loh Buaya seluas 500 Ha, atau sekitar 2,5% dari luas Pulau Rinca yang mencapai 20.000 hektare.

Kegiatan penataan sarpras (dermaga loh buaya, pengaman pantai, evelated deck, pusat informasi, pondok ranger/peneliti/pemandu) berada pada wilayah administrasi Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Untuk itu, kegiatan pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat harus dilakukan, karena tidak dimungkinkan menggunakan tenaga manusia. Penggunaan alat-alat berat seperti truk, ekskavator dan lain-lain, telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.

"Berdasarkan pengamatan, jumlah biawak komodo yang sering berkeliaran di sekitar area penataan sarpras di Loh Buaya diperkirakan Β±15 ekor. Beberapa diantaranya memiliki perilaku yang tidak menghindar dari manusia," ujar WIratno.

"Guna menjamin keselamatan dan perlindungan terhadap biawak komodo termasuk para pekerja, seluruh aktivitas penataan sarpras diawasi oleh 5 - 10 ranger setiap hari. Mereka secara intensif melakukan pemeriksaan keberadaan biawak komodo termasuk di kolong-kolong bangunan, bekas bangunan, dan di kolong truk pengangkut material," Wiratno menjelaskan.

Habitat Komodo

Populasi biawak komodo di kawasan Taman Nasional Komodo berada di lima pulau utama. Yakni, Pulau Komodo, Rinca, Padar, Nusa Kode (Gili Dasami) dan Gili Motang.

Sementara itu, di Pulau Flores tercatat biawak komodo dapat ditemukan di empat kawasan konservasi, yaitu Cagar Alam Wae Wuul, Wolo Tado, Riung, dan di Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau, tepatnya di Pulau Ontoloe.

Selain itu, populasinya juga dapat ditemukan di area hutan lindung, area penggunaan lain (APL) di pesisir barat dan utara pulau Flores serta pada areal KEE (Kawasan Ekosistem Esensial) Hutan Lindung Pota.

Biawak komodo (Varanus komodoensis) merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang paling dikenal oleh masyarakat dunia. Satwa biawak komodo dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor. 106/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/12/2018.

Peta Zonasi Taman Nasional KomodoPeta Zonasi Taman Nasional Komodo Foto: (Istimewa)

Penduduk asli Pulau Komodo menyebut dengan nama setempat "ora", memiliki morfologi dan ukuran tubuh yang sangat besar, menjadikan biawak komodo dikenal sebagai kadal terbesar yang masih hidup dan merupakan salah satu reptil paling terkenal di dunia.

Pada saat Pandemi, pengunjung TNK di Pulau Rinca juga dibatasi hanya Β±150 orang per hari, bahkan pada hari-hari biasa hanya 10 -15 orang per hari. Hal ini demi menjaga kelestarian satwa biawak komodo, serta menyukseskan arahan pemerintah untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19.

Dalam rangka mendukung kerja penataan sarpras wisata alam, yang nantinya akan menjadi lebih baik bagi pengunjung di Resort Loh Buaya, maka Balai TNK KLHK menutup sementara Resort Loh Buaya TNK terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021, dan akan dievaluasi setiap 2 (dua) minggu sekali.

Progres pembangunan akan diinformasikan oleh petugas. Tempat/lokasi destinasi lain seperti Padar, Loh Liang (Pulau Komodo), Pink Beach dan Spot Dive (Karang Makasar, Batubolang, Siaba, Mawan, dll) masih tetap dibuka.



Simak Video "Video: Wisatawan Tertahan di Bandara Komodo Imbas Erupsi Lewotobi"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads