Saat Orang Labuan Bajo Bingung dengan Istilah Jurassic Park

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Saat Orang Labuan Bajo Bingung dengan Istilah Jurassic Park

Bonauli - detikTravel
Selasa, 27 Okt 2020 21:36 WIB
Wisatawan dan ranger memperhatikan Komodo di Pulau Rinca.
Komodo di Loh Buaya Pulau Rinca (Dadan Kuswaraharja/detikcom)
Jakarta -

Pulau Rinca kini ramai disebut sebagai Jurassic Park Indonesia. Tapi orang Labuan Bajo malah bingung dengan sebutan tersebut.

Kawasan Pulau Rinca sedang dipersiapkan menjadi wisata super premium pertama di Indonesia. Wacana ini sudah dipersiapkan sejak tahun 2019. Dalam prosesnya, pemerintah baik pemerintah pusat dan daerah sering menggambarkan kawasan ini sebagai Jurassic Park dunia nyata.

Desain Jurassic Park ini dipercayakan kepada Firma arsitek PT HAN AWAL & partners (HAP). Itu tercantum dalam laman Instagram arsitek Yori Antar dari PT HAN AWAL yang diunggah awal September.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wisata Jurassic di Pulau Rinca, adalah salah satu KSPN andalan untuk memfasilitasi kunjungan turis yang semakin lama semakin banyak," begitulah tulis Yoris.

Namun ternyata, orang-orang di Labuan Bajo agak bingung dengan julukan ini. Karena buat mereka, Jurassic Park itu hanya khayalan saja.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak menyebutnya Jurassic Park, tapi Dirut BPOLBF (Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores) yang merujuk ke sana," tutur Ketua Forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp Mabar), Aloysius Suhartim Karya kepada detikcom.

Aloysius mengatakan bahwa pemerintah hanya suka ikut-ikut saja. Pembangunan di kawasan ini dinyatakan sebagai dalih untuk politisasi dan investasi tanpa ada kepedulian semata.

"Pemerintah kita itu suka plagiat. Bagaimana bisa Jurassic yang fiktif diaplikasikan ke dunia nyata?" tanyanya.

Tak hanya itu, Formapp juga mengaku bahwa sebutan tersebut terdengar sangat aneh. Jurassic Park di Rinca bahkan disebut sebagai taman bumi.

"Ini sudah jadi taman nasional, tapi dibangun lagi taman bumi. Bagaimana maksudnya itu? Aneh sekali," ungkap Aloysius.

Menurut Direktur Walhi NTT Umbu Luwang pemerintah daerah sendiri sudah aktif mengampanyekan Jurassic Park di Pulau Rinca. Dia langsung meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turun tangan untuk menghentikan proses pembangunan 'Jurassic Park' di daerah konservasi komodo Pulau Rinca, NTT.

Umbu menilai, proses pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca tersebut telah mengganggu dan mengancam ekosistem Komodo sebagai salah satu satwa langka yang dilindungi.

"Meminta KLHK untuk segera turun ke para pihak untuk mengatakan ini dihentikan dulu segala proses pembangunan di Pulau Rinca dan kembali ke fungsi pulau Rinca sebagai kawasan konservasi Komodo," ujarnya seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.

KLHK sendiri sudah meluruskan konsep wisata ala Jurassic Park di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Menurut KLHK tidak ada konsep wisata Jurassic Park di Pulau Rinca. Yang ada hanya merupakan pembangunan sarana dan prasarana di Loh Buaya.

"Saya sampaikan tidak ada konsep wisata Jurassic Park, pengelolaan taman nasional ada zona pemanfaatan, zona pemanfaatan boleh jadi eco wisata bukan mass tourism," ujar Dirjen Konservasi SDA dan Ekowisata Wiratno dalam wawancara CNNIndonesia yang dilihat detikcom.

Kementerian PUPR akan membangun sarana dan prasarana untuk mempermudah wisatawan melihat komodo. "Itu yang dikembangkan dan pembangunan di Rinca oleh PUPR dalam rangka untuk membangun dermaganya yang rusak, dibangun seperti lidah komodo bercabang sehingga bisa menampung kapal-kapal yang akan menyaksikan komodo," ujarnya.

"Tidak ada Jurassic Park, tidak ada istilah itu ini hanya perbaikan sarana dan prasarana yang mengadopsi dan melarang visitor berinteraksi langsung berfoto dengan komodo. Konsep Jurassic Park tidak pernah ada, saya tidak tahu datangnya di mana, jadi membangun, memperbaiki kualitas perbaikan di Loh Buaya, salah satu dari puluhan lembah yang dihuni oleh komodo," ujarnya.

Sementara itu, dihubungi detikTravel, Fania dari PT HAN AWAL selaku tim arsitek Pulau Rinca mengiyakan perihal branding wisata Jurassic. Namun, bukan Jurassic Park.

"Iya, kami dari tim perencana itu sebenarnya memberi judul wisata Jurassic gitu. Kenapa wisata Jurassic? Memang istilahnya itu turunan dari era purbakala komodo itu, tapi kami tidak menyebut Jurassic Park gitu," ujar Fania.

Perihal nama branding, Fania merujuk istilah wisata Jurassic terkait dengan keberadaan sang komodo sendiri yang merupakan hewan purba. Hanya saja tak ada kaitannya dengan film Jurassic Park beserta isinya yang tayang di layar kaca.

"Sebenarnya orang mau menyebut apa juga itu bebas. Orang menyebut proyek ini dengan judul apapun sah-sah saja, karena proyek ini tuh interpretasinya tidak benar-benar seperti film Jurassic Park dan itu akan bisa dibuktikan nanti ketika bangunannya itu jadi," tambah Fania.

Saat ini penataan Pulau Rinca tengah memasuki tahap pembongkaran bangunan eksisting dan pembuangan puing, pembersihan pile cap, dan pembuatan tiang pancang. Untuk keselamatan pekerja dan perlindungan terhadap satwa komodo, telah dilakukan pemagaran pada kantor direksi, bedeng pekerja, material, lokasi pembesian, pusat informasi, dan penginapan ranger.




(bnl/ddn)

Hide Ads