Raja Thailand Turun Gunung, Beri Pesan pada Pendemo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Raja Thailand Turun Gunung, Beri Pesan pada Pendemo

CNBC Indonesia - detikTravel
Selasa, 03 Nov 2020 14:03 WIB
Thailand memblok petisi Change.org karena berisi seruan agar Raja Vaviralongkorn ditetapkan sebagai pesona non grata di Jerman
Foto: BBC World Raja Vajiralongkorn
Bangkok -

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn akhirnya 'turun gunung'. Ia mengunjungi ribuan pendukungnya dan berbaur dengan mereka, Minggu (1/11/2020) malam waktu setempat.

Ini terjadi saat dirinya melakukan upacara keagamaan di Grand Palace. Kerumunan pemujanya menunggu berjam-jam di tembok putih kompleks istana untuk menyambutnya seraya membawa potret raja dan Ratu Suthida sambil mengibarkan bendera nasional.

Raja yang juga dikenal dengan sapaan Raja Rama itu melambai ke kerumunan seraya tersenyum. Ia dikelilingi para pembantunya yang berjongkok di sampingnya saat ia berjalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, ia pun buka suara terkait demo yang 'menyerang' pemerintahan dan dirinya selama berbulan-bulan. "Kami mencintai mereka semua sama," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.

Ia pun mengaku ada ruang kompromi dengan massa. "Thailand adalah tanah kompromi," tegasnya seperti dilansir dari CNBC Indonesia.

ADVERTISEMENT

Istana tak pernah memberikan komentar resmi atas protes yang meminta Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur dari kursi. Istana juga tak pernah berkomentar soal seruan pembatasan kekuasaan raja yang disuarakan aktivis.

Protes ini sudah menarik puluhan ribu orang bergabung turun ke jalan. Terakhir massa mendatangi konsulat Jerman dan meminta investigasi ke Raja yang disebut telah berpolitik di negeri Panser.

Salah satu poin yang diprotes masyarakat ke Raja Thailand adalah reformasi kekuasaan raja yang tak terbatas. Rakyat juga meminta dicabutnya hukum Lese-Majeste yang memenjarakan orang-orang yang mengkritik raja.

Seorang aktivis menanggapi ini seraya berkata komentar raja hanya sebatas kata-kata. "Kata kompromi adalah kebalikan dari apa yang sebenarnya terjadi. Seperti pelecehan dan penggunaan kekerasan dan penggunaan hukum," kata Jutatip Sirikhan (21).

Sebelumnya, pemerintah Prayuth melarang protes bulan lalu dan menangkap banyak aktivis di bawah status darurat. Namun sayangnya, ini menarik makin banyak massa untuk berdemo.

Prayuth mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri. Ia menolak tuduhan bahwa pemilu tahun lalu direkayasa untuk keuntungannya.




(ddn/ddn)

Hide Ads