Fosil 'Sepupu' Manusia Berusia 2 Juta Tahun Ditemukan di Afrika

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fosil 'Sepupu' Manusia Berusia 2 Juta Tahun Ditemukan di Afrika

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 12 Nov 2020 07:11 WIB
Fosil Paranthropus robustus, sepupu Manusia Ditemukan di Afsel
Foto: Fosil Pranthropus robustus (dok. La Trobe University)
Johannesburg -

Tim peneliti berhasil menemukan fosil yang dipercaya sebagai 'sepupu' manusia di Afrika Selatan. Fosil tersebut diperkirakan berusia 2 juta tahun.

Tim peneliti dari Australia, tepatnya dari Universitas La Trobe, Melbourne berhasil menemukan fosil Paranthropus robustus, spesies yang dipercaya sebagai 'sepupu' dari manusia (Homo sapiens) yang kita kenal sekarang.

Dari beberapa sumber yang dikumpulkan detikTravel, Kamis (12/11/2020), fosil yang diperkirakan berusia 2 juta tahun itu ditemukan di situs arkeologi Drimolen, di sebelah utara kota Johannesburg, Afrika Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fosil tersebut ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan fosil tengkorak Homo erectus yang ditemukan tahun 2015 silam. Jarak antara kedua fosil itu ditemukan hanya terpaut beberapa meter saja.

Saat ditemukan, fosil Paranthropus robustus itu dalam kondisi baik, dalam artian fosilnya utuh dan terawetkan dengan sangat baik. Sebenarnya fosil tersebut sudah ditemukan pada 2018 silam, namun baru sekarang diungkap ke publik lewat publikasi ilmiah di jurnal Nature, Ecology and Evolution.

ADVERTISEMENT

Para peneliti memperkirakan spesies Paranthropus robustus dan Homo erectus hidup dalam era yang sama. Namun spesies Paranthropus robustus memiliki otak yang lebih kecil dibandingkan Homo erectus.

Fosil Paranthropus robustus, 'sepupu' Manusia Ditemukan di AfselFosil Paranthropus robustus, 'sepupu' Manusia Ditemukan di Afsel Foto: (dok. La Trobe University)

Ukuran giginya juga lebih besar-besar dibandingkan dengan Homo erectus. Meski diperkirakan hidup di era yang sama, menurut para peneliti, spesies Paranthropus robustus mati atau punah lebih dulu dibandingkan dengan Homo erectus.

"2 Spesies ini sangat berbeda, yang merepresentasikan percobaan evolusi yang berbeda pula. Sementara kita adalah keturunan yang menang di akhir, catatan fosil 2 juta tahun yang lalu menunjukkan, Paranthropus robustus lebih banyak dijumpai dibandingkan Homo erectus di daratan," kata Dr Angeline Leece, seperti dikutip dari BBC.

Butuh waktu dua tahun bagi para peneliti untuk mengungkap tabir misteri tentang Paranthropus robustus. Serangkaian analisis fosil dilakukan sampai akhirnya para peneliti yakin untuk mengungkapnya lewat jurnal ilmiah yang terbit pekan ini.

Temuan para peneliti juga mengungkap bahwa sepupu manusia Paranthropus robustus memiliki diet makanan berupa tumbuh-tumbuhan keras dan kulit batang pohon. Itu menunjukkan alasan mengapa gigi mereka besar-besar.

"Seiring waktu, Paranthropus robustus akan berevolusi untuk menggunakan energi lebih selama proses menggigit dan mengunyah makanan yang keras atau secara mekanis menantang untuk diolah menggunakan rahang dan gigi mereka," ujar Dr Leece.




(wsw/fem)

Hide Ads