Rare earth adalah zat penting untuk produksi produk berteknologi tinggi seperti smartphone, sistem rudal dan radar. Saat ini sebagian besar dikendalikan oleh China.
Beijing bekerja keras untuk memastikan dominasinya di area ini. Pada bulan Juli, pemerintah China menaikkan kuota untuk penambangan tanah jarang ke rekor tertinggi, sebanyak 140.000 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut surat kabar China Daily, yang juga milik negara, dunia bisnis China telah berinvestasi di perusahaan tanah jarang di Greenland karena peluang ekonomi muncul di kawasan Arktik.
Tetapi hal itu menghadapi persaingan yang ketat dari negara-negara di seluruh dunia.
Baca juga: Begini Misteri dan Fakta Palung Mariana |
Pada tahun 2018, para peneliti Jepang membuat penemuan yang merubah permainan di pulau kecil Minamitori di Samudra Pasifik. Di sana ada jutaan ton tanah jarang yang sangat berharga dan itu ditemukan di lumpur laut dalam di dekatnya.
Pada tahun yang sama, Reuters melaporkan bahwa India bersiap untuk investasi lebih dari USD 1 miliar selama satu dekade. Mereka juga ingin mencari tanah jarang di dasar laut atau mineral yang berpotensi dapat diekstraksi.
Otoritas Dasar Laut Internasional akan menyetujui kode penambangan pada pertengahan 2020. China, satu dari banyak negara yang antre untuk menjelajahi dan menambang di dasar laut, termasuk di Palung Mariana, tetapi belum ada kesepakatan akhir hingga Oktober lalu.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol