Rwanda baru saja mendapatkan gelar cagar biosfer UNESCO untuk Taman Nasional Gishwati-Mukura. Untuk memulihkan pariwisata, Gishwati-Mukura pun langsung buka.
Dilansir dari The New Times, Taman Nasional Gishwati-Mukura diberi nama Jaringan Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO pada tanggal 28 Oktober 2020. Terletak di bagian barat laut, tepatnya distrik Rutsiro dan Ngororero, taman nasional ini memiliki luas 35,4 km persegi.
Demi menggenjot pariwisatanya, Rwanda memutuskan untuk membuka Taman Nasional Gishwati-Mukura kepada wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang mempersiapkan pemanfaatan Taman Gishwati-Mukura untuk kegiatan pariwisata," ujar Ariella Kageruka, Kepala Departemen Pariwisata dan Konservasi di Rwanda Development Board (RDB).
Sebelum pandemi menyerang, Rwanda begitu mengandalkan pariwisata untuk perekonomian. Negara ini bahkan berambisi untuk menggandakan penerimaan pariwisata tahunannya menjadi USD 800 juta pada tahun 2024.
Untuk itu, taman nasional senilai 900 juta Rm ini akan segera dibuka.
"Kami masih dalam kegiatan restorasi dan akan kami buka untuk wisatawan sebelum akhir tahun ini," tegasnya.
Pada tahun 2014, Rwanda menerima USD 9,5 juta dari Fasilitas Lingkungan Global melalui Bank Dunia untuk memulihkan hutan dan keanekaragaman hayati di hutan Gishwati-Mukura.
"Sekarang sudah menjadi taman wisata, akan melengkapi taman lain untuk meningkatkan pendapatan pariwisata. Studi tentang pengelolaan taman dan promosi pariwisata telah dilakukan untuk Taman Gishwati-Mukara. Spesies keanekaragaman hayati bisa menarik wisatawan dan meningkatkan ekonomi nasional," katanya.
Jelas saja, taman nasional ini juga menjadi rumah bagi golden monkey atau monyet emas, serta 20 grup jenis simpanse lainnya. Golden monkey adalah salah satu spesies yang terancam punah.
"Kami akan terus bekerja sama dengan masyarakat di sekitar Gishwati-Mukura untuk memastikan keberlanjutannya karena akan segera menghasilkan pendapatan. Meskipun pengunjung belum mulai mengunjungi taman, RDB telah mengalokasikan lebih dari 300 juta Rm untuk program bagi hasil di masyarakat sekitar hutan Gishwati-Mukura," ungkapnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia