Saat PSBB transisi di Jakarta, pelaku usaha pariwisata mulai bangkit kembali. Meski begitu mereka harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Wisatawan yang ngeyel tidak mau pakai masker di tempat wisata bisa kena sanksi.
Pelaku usaha yang sudah mulai dibuka harus membentuk satuan tugas COVID-19 masing-masing untuk memastikan diterapkannya protokol kesehatan. Pelaku usaha pun harus bertanggung jawab apabila ada pelanggaran yang dilakukan pengunjung.
"Salah satu ketentuan pelaku usaha wajib membentuk satgas COVID-19. Satgas COVID-19 ini adalah unsur internal yang bertugas mengawasi dan melihat secara langsung penerapan dari protokol kesehatan," kata Kepala Seksi Usaha Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, Raymond Stefanus dalam Sharing Session Penanggulangan COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ditemukan pelanggaran, satuan tugas harus melakukan teguran atau imbauan. Lalu ketika ada kasus COVID-19, maka petugas setempat yang akan berkoordinasi dengan satgas COVID-19 wilayah, puskesmas atau dinas instansi terkait.
"Internal pun mereka harus memiliki pengawasan. Dari eksternal pun kami ada pengawasan, dinas pariwisata, Satpol PP, dinas kesehatan yang turun juga," kata Raymond.
Raymond menuturkan, pelaku usaha wajib memberikan imbauan dan teguran bagi pengunjung misalnya untuk mengenakan masker, bahkan sanksi kerasnya tidak diizinkan untuk masuk. Komitmen itu harus konsisten mereka terapkan.
"Karena kalau ketahuan nanti yang disanksi justru ownernya," ungkap Raymond.
Penerapan protokol kesehatan dan teguran ini pun dilakukan oleh Taman Impian Jaya Ancol. Jika dahulu, salah satu destinasinya, Dunia Fantasi memiliki pengunjung yang berdesakan, maka sekarang ada jarak yang diterapkan.
"3M itu sudah pasti ada, masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dan itu misalnya di Dufan, wahana nggak 100 persen jadi ada jarak dari kursi ke kursi lain," kata Direktur pemasaran PT Pembangunan Jaya Ancol, Febrina Intan.
Selain menjaga area outdoor, kawasan Dufan juga menjaga kapasitas indoor agar tidak sampai 50%. Ada juga patroli yang bertugas untuk keliling dan mengingatkan wisatawan.
"Banyak sih yang ngeyel, kayak once keliling Dufan untuk during the patrol, terutama anak-anak muda ya kadang mereka ngeyel dikasih tahu, kadang kita galak-galakkan aja," kata Febrina.
"Sampai aku pernah bilang, pakai (masker) atau kamu keluar. Ya sudah, we have to do that," tambahnya.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol