Indonesia memiliki dari berbagai jenis tari tradisional, salah satunya tari Gambyong. Tari dengan bentuk Jawa Klasik ini berasal dari Jawa Tengah, tepatnya di wilayah Surakarta.
Tari Gambyong adalah tarian yang terdiri dari berbagai macam koreografi dan bukan satu tarian saja.
Nah, seperti apa sejarah tari Gambyong dan maknanya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tari Gambyong:
- Sejarah Tari Gambyong
Tari Gambyong juga dikenal dengan nama tari tledhek. Nama ini sendiri diambil dari dasar gerakan tarian yang sama, yakni tayum atau tledhek.
Dulu, tarian ini hanya dibawakan oleh penari tunggal namun sekarang dibawakan bersama beberapa orang.
Seorang penata tari bernama K.R.M.T Wreksadiningrat membawa tarian ini untuk naik tingkat sehingga bisa dipertunjukkan di kalangan bangsawan atau priyayi.
Akhirnya, pada tahun 1916-1944, tari Gambyong bisa ditampilkan di lingkungan Istana Mangkunegaran.
- Fungsi Tari Gambyong
Pada awalnya tari ini digunakan untuk upacara ritual pertanian demi mendapat kesuburan padi dan panen yang melimpah.
Makna tari Gambyong diumpamakan seorang dewi padi (Dewi Sri) yang tengah menari.
Namun kini, tari Gambyong telah diangkat sebagai sebuah hiburan memeriahkan acara resepsi perkawinan, hingga menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.
- Gerakan Tari Gambyong
Tari Gambyong terdiri dari tiga bagian, yakni awal, isi, dan akhir. Keunikan tari Gambyong berada pada gerakan yang berfokus pada kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala.
Gerakan mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari tangan.
Setiap gerakan bahkan beriringan dengan lantunan musik yang dibawakan.
Pembuka tarian juga diiringi dengan gendhing Pangkur. Kemudian, irama ini membuat teknik gerakan ditampilkan para penari dengan luwes, kenes, kewes, dan tregel.
- Properti Tari Gambyong
Hal yang membedakan tari gambyong dengan tari yang lain adalah pakaian yang khusus yang digunakan.
Pakaian para penari biasanya berwarna kuning dan hijau dengan arti kemakmuran dan kesuburan.
Para penari tari Gambyong juga dilengkapi dengan sanggl dan kemben. Walaupun begitu, penampilan mereka tetap elegan dan menunjukkan ekspresi anggun.
(pay/pal)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan