Pergi Tak Kembali, Ini Maskapai Tanpa Penumpang dan Kargo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pergi Tak Kembali, Ini Maskapai Tanpa Penumpang dan Kargo

Bonauli - detikTravel
Sabtu, 05 Des 2020 06:09 WIB
Maskapai Jet Test and Transport
Giordani beristirahat di pesawat DHC-8-200 yang menuju Afghanistan. ( Jet Test and Transport)
Jakarta -

Kalau bicara pesawat, maskapai satu ini terbilang tidak biasa. Mereka akan terbang tanpa penumpang dan kargo. Sudah gitu, pesawatnya tak akan kembali.

Mungkin banyak yang belum tahu nama maskapai ini, Jet Test dan Transport. Dilansir dari CNN, Sabtu (5/12/2020) maskapai ini memberikan pelayanan pemindahan pesawat kosong ke seluruh dunia.

Di era pandemi, banyak maskapai yang merugi karena tak ada penumpang dan penutupan perjalanan. Namun Jet Test dan Transport malah jadi perusahaan yang paling sibuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maskapai ini mulai beroperasi pada tahun 2006. Jet Test and Transport memiliki prosedur penerbangan yang diatur di bawah Sertifikat Operator Udara Bermudian (AOC). Yang uniknya, maskapai ini tak memiliki pesawat sama sekali, hanya pilot sebagai pemeran tunggal.

Maskapai Jet Test and TransportMaskapai Jet Test and Transport Foto: (Jet Test and Transport)

Jet Test dan Transport sudah menerbangkan lebih dari 20.000 pesawat komersil dunia untuk disewakan kepada maskapai penerbangan dunia. Di akhir masa sewa multi tahun, maskapai penerbangan penyewa bisa memutuskan untuk memperpanjang sewa atau mengembalikan pesawat ke pemilik sewa.

ADVERTISEMENT

Di sinilah para pilot Jet Test and Transport bekerja. Bisnis ini berkembang pesat karena pesawat bukan seperti bangunan. Jika bisnis memburuk, pesawat bisa direklamasi dan dikirim ke operator lain.

"Ketika sebuah pesawat dikembalikan setelah disewakan, kami akan mengangkut pesawat tersebut ke pelanggan berikutnya atau ke penyimpanan serta gudang pemeliharaan," ujar Girodano, salah seorang pilot di Jet Test and Transport.

Tak hanya memindahkan pesawat, maskapai ini juga melakukan uji coba pada pesawat yang kembali beroperasi setelah pemeliharaan atau modifikasi. Contohnya pesawat jet penumpang yang diubah menjadi kargo angkut atau pesawat pemadam kebakaran atau pesawat pengendali tumpahan minyak.

Selanjutnya: Pilot Punya Jam Terbang Tinggi

Karena berbeda dari maskapai biasa, pilot di Jet Test and Transport harus memiliki kemampuan untuk menerbangkan berbagai macam pesawat. Para pilot di maskapai ini pun harus memiliki jam terbang yang tinggi. Giordano sendiri sudah memiliki 18.500 jam uji coba.

Maskapai Jet Test and TransportMaskapai Jet Test and Transport Foto: (Jet Test and Transport)

"Ketika Anda memiliki 9.000 jam untuk satu jenis pesawat, maka akan lebih mudah. Saya tahu di mana setiap sakelar bahkan dengan mata tertutup," ungkapnya.

Selama pandemi ini saja Giordano sibuk bukan main. Selama enam hari di bulan November, dirinya sudah menerbangkan pesawat kargo Boeing 737-300 dari Phnom Penh, Kamboja ke Kinsasha di Republik Demoratik Kongon dan kemudian menerbangkan Boeing lain dari Mumbai, India ke Tupelo, Mississippi.

Maskapai ini memang sempat menghentikan penerbangan karena mengikuti protokol kesehatan dan ditutupnya perbatasan-perbatasan negara pada Februari hingga April.

Maskapai Jet Test and TransportMaskapai Jet Test and Transport Foto: (Jet Test and Transport)

Landasan pacu dan jalur taksi berubah fungsi menjadi tempat parkir pesawat sementara. Maskapai pun merugi. "Sejak itu, sebagian besar pekerjaan yang kali lakukan adalah mengambil pesawat yang berada dalam penyimpanan jangka pendek dan mengangkutnya ke fasilitas penyimpanan jangka panjang," cerita Giordano.

Halaman 2 dari 2
(bnl/ddn)

Hide Ads