Cara Hotel-Hotel di Barcelona Bertahan Saat Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cara Hotel-Hotel di Barcelona Bertahan Saat Pandemi

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 11 Des 2020 18:45 WIB
View dari udara Barcelona
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Barcelona yang biasanya kebanjiran turis menjadi sepi karena pandemi virus Corona. Hotel-hotel di sana pun menempuh segala cara untuk bertahan, seperti apa?

Sergi Pino pindah ke Barcelona baru-baru ini. Tetapi alih-alih menyewa apartemen, dia menginap di hotel di jantung kota Barcelona.

Terkesan mewah dan mahal? Rupanya, Pino memanfaatkan upaya hotel yang terpaksa harus kreatif untuk mengimbangi ketidakhadiran turis. Daripada hotel harus tutup, begitulah prinsipnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hotel-hotel itu membuat tempat mereka agar sesuai dengan telecommuters, sementara hotel lain menurunkan harga untuk penyewa yang tinggal jangka panjang.

Yang lain lagi menawarkan pengalaman mewah kepada penduduk yang, karena tidak bisa bepergian, bisa berperan sebagai turis di kota mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

Di "rumah" barunya di Gallery Hotel, Pino tidak hanya memiliki kamar, tetapi juga menikmati penggunaan gym, kolam renang, spa, dan ruang terbuka untuk teleworking semuanya seharga 900 euro atau Rp 15,4 juta per bulan.

"Ada lebih banyak ruang, saya senang dan fokus pada pekerjaan saya," kata Pino yang sedang duduk di depan layar laptop di ruang kerja bersama mengenakan setelan abu-abu dan sepatu kets putih dan dikutip AFP.

"Tidak ada yang menggangguku," dia menegaskan.

Harga sewa lebih terjangkau daripada flat

Sebagai seorang mantan pemain bola basket yang tingginya dua meter, Pino biasa bepergian dari rumahnya sejauh 70 kilometer. Biasanya, dia tinggal di flat untuk menghemat.

Tetapi saat pandemi COVID-19 ini, dia menemukan fakta bahwa harga sewa yang dipatok flat lebih tinggi ketimbang tinggal di hotel-hotel di Barcelona.

Dan dia tidak sendiri. Di antara "tamu" jangka panjang lainnya di hotel adalah pasangan yang rumahnya sedang direnovasi. Juga, orang-orang yang akan pindah ke luar negeri tetapi relokasi mereka ditunda karena pandemi.

"Kami memiliki delapan orang yang tinggal bersama kami dan kami akan menerima 24 reservasi lagi," kata Marta Golobardes, direktur jenderal grup Galeri, yang mencakup hotel-hotel di resor selatan Malaga dan Mallorca di Kepulauan Balearic.

Ditutup oleh pandemi pada bulan Maret, hotel dibuka kembali pada bulan Oktober. Secara fasad, hotel tidak berubah, namun interiornya jauh berbeda.

Hotel itu menerapkan jaga jarak di ruang kerja bersama. Kamar juga diubah menjadi kantor dengan meja alih-alih tempat tidur. Hotel tersebut beradaptasi dengan tren Work from Home pada pandemi saat ini. Dan, hotel itu menangkap ada banyak pekerja yang tidak dapat berkonsentrasi di rumah.

Sejatinya, langkah menyulap hotel menjadi tempat kerja itu tidak serta-merta bikin untung seperti saat normal, namun pendapatan tersebut cukup untuk mengkompensasi kerugian yang ditimbulkan oleh pandemi.

"Itu cukup untuk memberi staf pekerjaan, dan berarti lebih sedikit uang yang hilang," kata Golobardes.

Beberapa hotel telah mengambil pendekatan serupa, menawarkan kamar hanya dengan 600 euro ($ 730) sebulan, yang lebih murah daripada menyewa studio di Barcelona.

Yang lain menawarkan rasa kemewahan, dengan satu hotel, Ohla, menjanjikan menginap semalam gratis bagi mereka yang membayar untuk makan malam di restoran berbintang Michelin.

Barcelona Bakal Bakal Bangkrut? ====>

Bakal Muncul Tragedi Detroit di Barcelona?

Pandemi telah menyebabkan "tragedi" di kota yang tahun lalu menerima 9,5 juta pengunjung, kata Jordi Mestre, kepala Gremio de Hoteles yang mewakili sektor akomodasi hotel dan turis di daerah Barcelona.

Lebih dari 75 persen hotel tetap tutup dan sedikit yang buka hampir tidak bisa mencapai tingkat hunian 10 persen, sehingga banyak yang berada di ambang kebangkrutan dan menarik dana.

Tahun ini, hanya 1,5 juta pengunjung yang menginap di hotel-hotel di kota itu, 12 persen di antaranya biasanya mengandalkan pariwisata.

Media lokal menyebut beberapa orang sudah berbicara tentang Barcelona sebagai "Detroit pariwisata", merujuk pada nasib kota yang pernah menjadi salah satu kota terkaya di Amerika sebagai ibu kota industri mobilnya.

"Saya tidak berpikir situasinya sama, meskipun benar bahwa sektor ini mengalami masa yang sangat, sangat rumit," kata Remei Gomez, yang mengelola hotel bintang lima Claris di pusat Barcelona.

Meskipun pada bulan Juli Claris mencapai tingkat hunian setinggi 50 persen, kantong baru infeksi dengan cepat mengakhirinya, membuat hotel lebih sunyi dan kosong dari sebelumnya.

"Pada jam-jam seperti ini, restoran biasanya penuh dengan orang yang sedang sarapan, dengan pelanggan berjemur di luar di teras dan banyak orang di area resepsionis. Dalam kondisi normal, hotel akan penuh kehidupan, tetapi sekarang, sayangnya, sangat sepi," kata dia.

Di luar, bellboy sedang memasukkan koper ke dalam bagasi mobil milik salah satu dari sedikit tamunya, seorang pengusaha Jerman yang mengaku sangat mengenal kota itu.

"Benar-benar aneh, saya pergi ke Ramblas pagi ini dan hampir kosong," kata Matt Wittberg, 48, setelah mengembalikan kuncinya di resepsi.

"Aku belum pernah melihatnya seperti itu, itu agak menakutkan," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(fem/ddn)

Hide Ads