Jakarta -
Momen liburan akhir tahun baru saja usai. Namun pengalaman liburan pada masa pandemi ke Bali sambil naik mobil juga menyisakan cerita berkesan oleh traveler.
Salah satu wisatawan lokal yang mengalaminya adalah Prabas (30), seorang warga Tangerang Selatan yang nekat memutuskan liburan ke Bali dengan naik mobil saat libur akhir tahun 2020 kemarin.
Bersama dengan istrinya, Prabas memilih jalur darat menuju Bali dengan berbagai pertimbangan. Khususnya terkait biaya yang disebutnya jauh lebih murah ketimbang naik pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cek pesawat, paling murah Lion Rp 1,2 juta di tanggal gue berangkat (23 Desember 2020). Itu baru jalannya, belum lagi biaya PCR. Kali dua sama istri bisa habis minimal Rp 7 - 8 jutaan PP," ujar Prabas saat dihubungi detikTravel, Senin (4/1/2021).
Kemacetan menghadap sejak pintu tol TB Simatupang Foto: (istimewa/Prabas) |
Disadari, liburan selama pandemi memang sangat berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Naik mobil sekali pun, traveler diwajibkan melakukan tes rapid antigen lebih dulu sebagai syarat. Khususnya apabila masuk ke daerah yang memberlakukannya sebagai syarat masuk.
Lucunya, ternyata Prabas telah lebih dulu melakukan rapid test antibody pada tanggal 18. Selang dua hari kemudian, muncul peraturan yang mewajibkan traveler melakukan minimal rapid antigen apabila ingin berkunjung ke Bali. Alhasil, Prabas harus tes lagi sebagai syarat.
"Awalnya 18 Desember sudah rapid antibody, selang dua hari keluar itu peraturan (wajib PCR/rapid antigen ke Bali), jadi lah rapid antigen tanggal 20 Desember. Pas mau rapid malah sempat demam, untung pas di-tes hasilnya negatif," cerita Prabas.
Berbekas surat negatif rapid antigen, Prabas dan istri pun bertolak ke Bali dari rumah mereka di Tangerang Selatan pada 23 Desember malam. Namun, kemacetan telah menghadang mereka sejak pintu tol TB Simatupang.
"Keluar dari rumah setengah 10 malam, sampai Tol TB Simatupang sudah merah. Depan Citos sampai Cirebon merah gak gerak," ujarnya.
Alhasil, ia dan istri menempuh waktu sekitar 5-6 jam untuk melewati kemacetan itu. Tampaknya tak sedikit orang yang berpikir sama seperti mereka, yakni memilih liburan ke destinasi masing-masing menggunakan mobil.
Selanjutnya: Pengecekan surat negatif rapid antigen
Dalam perjalanan ke Bali, Prabas mengaku sempat beristirahat di rest area Semarang, Ungaran, Sragen dan sekeluarnya di Tol Probolinggo Timur. Namun, tiada pengecekan surat rapid antigen sama sekali.
"Selama perjalanan di rest area nggak ada yang ngecekin gue. Di rest area Semarang isi bensin, Sragen sama Probolinggo. Itu sama sekali nggak ada yang ngecekin," pungkasnya.
Namun, pengecekan surat negatif COVID-19 baru ia temui ketika tiba di Pelabuhan Gilimanuk usai menyeberang dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi. Di Gilimanuk, barulah semua kendaraan disuruh antre dan menunjukkan bukti tersebut sebagai syarat masuk Bali.
"Nyeberang sejam, keluar kapal baru banyak tentara, polisi, sama pecalang. Di situ ditanyain, bapak ada hasil swab? Turun ke mobil baru ke loket. semuanya berhenti di pinggir jalan, masih di dalam pelabuhan," ujarnya.
Panorama ferry menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali Foto: (istimewa/Prabas) |
Tiap perwakilan mobil pun hanya diperbolehkan satu orang yang turun untuk memperlihatkan surat bukti. Prabas yang menggunakan aplikasi halodoc pun cukup menunjukkan keterangan di ponsel.
"Dia (petugas) nggak ngecek gue tanggal swabnya kapan. Dia cuma lihat nama sama negatif terus gue jalan, tapi gue lihat kemarin ada yang cuma rapid biasa dia disuruh rapid antigen di tempat," jelasnya.
Keluar dari Pelabuhan Gilimanuk, Prabas langsung bergegas menuju hotelnya di Kuta untuk memulai liburannya di Bali. Mendapat harga diskon yang cukup lumayan, ia juga tak ditanyai perihal surat negatif oleh pihak hotel.
"Diskonnya bisa sampai 70%, sama sekali nggak ditanyain di hotel," jelasnya.
Rapid antigen lagi sebelum pulang ke Jakarta Foto: (istimewa/Prabas) |
Di Bali, Prabas dan istri menghabiskan waktu efektif sekitar lima hari hingga 29 Desember. Di Pulau Dewata, ia berwisata ke sejumlah destinasi wisata dan berbelanja. Di mana sebagian besar menawarkan potongan serta suasana yang jauh lebih sepi dari biasanya.
Usai liburan, Prabas dan istri kembali melakukan tes rapid antigen di Kuta sebelum kembali bertolak ke Jakarta. Selain untuk memastikan kondisi, surat itu juga jadi bukti bagi pihak kantor sebagai syarat kembali masuk kantor usai libur.
Itulah cerita pengalaman liburan selama pandemi naik mobil Tangerang Selatan - Bali yang dilakukan Prabas selama liburan kemarin. Sekiranya sangat mewakili kondisi liburan di tengah pandemi yang tetap mengutamakan tanggung jawab dengan menerapkan prosedur kesehatan.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol