Sehat Setelah Kena COVID 115 Hari, Wanita Ini Diberi Tiket First Class

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sehat Setelah Kena COVID 115 Hari, Wanita Ini Diberi Tiket First Class

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 05 Jan 2021 19:15 WIB
Delta airline name tags are seen at Delta terminal in JFK Airport in New York, July 30, 2008. REUTERS/Joshua Lott/File Photo
Delta Air Lines (Foto: REUTERS/Joshua Lott/File Photo)
Miami -

Maskapai ini menghadiahi karyawan yang telah berjuang berbulan-bulan melawan infeksi COVID-19. Ia ditawari terbang ke mana saja di dunia di dalam kabin first class.

Diberitakan CNN, Senin (4/1/2021), maskapai baik hati bernama Delta Air Lines. Perusahaan ini memberi hadiah kepada karyawan yang telah berjuang melawan COVID-19 selama berbulan-bulan.

Janese Cockfield menolak untuk duduk diam ketika saudara kembarnya, Janice, terbaring dalam keadaan koma dalam jarak 965 kilometer jauhnya. Ia berjuang untuk selamat dari COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya terus-menerus menelepon. Aku baru saja berpikir tentang bagaimana kita memulangkan Janice ke rumah, dan hanya itu," kata Janese.

Janese dan Janice berbagi pengalaman mereka dalam wawancara emosional dengan CNN pada hari Rabu. Ia merinci cobaan selama berbulan-bulan yang dialami keluarga setelah Janice dilarikan ke ruang gawat darurat.

ADVERTISEMENT

Janice mengatakan bahwa dia menghabiskan waktu sekitar 115 hari di rumah sakit dan klinik rehabilitasi untuk bisa pulih dari COVID-19. Ia terinfeksi pada bulan Maret.

Ia mengatakan bahwa dirinya harus memakai ventilator saat dirawat. Ia sempat dalam keadaan koma selama 57 hari.

Kisah wanita berusia 59 tahun itu mendapat perhatian setelah mereka diprofilkan dalam Atlanta Journal-Constitution. Janice adalah karyawan Delta Air Lines yang berbasis di Atlanta dan Janese tinggal di Miami.

Janese mengatakan kepada CNN bahwa dia tidak menyadari sampai membaca artikel bahwa staf di fasilitas medis berulang kali mengatakan kepadanya bahwa Janice hampir mati.

"Saya tidak mendengarnya, saya tidak mengalaminya, karena pikiran saya tidak dapat menyimpulkan bahwa dia tidak akan berada di sana," kata Janese.

Janese memuji keyakinannya dan nasihat dari dokter umum untuk tetap optimistis tentang Janice.

Dia berkata bahwa dia menjadi teman dekat dengan salah satu perawat yang merawat saudara kembarnya.

"Satu-satunya komentar saya padanya adalah, saya berkata 'Ya, hatinya kuat, dan sampai dia menyerah, saya tidak akan menyerah, sampai hari dia berhenti bernapas, saya tidak akan pernah menyuruh Anda melepaskannya dari ventilator itu," kata Janese.

Di akhir wawancara, para suster menerima pesan dari CEO Delta Air Lines Ed Bastian.

"Tolong beri tahu Janice saat dia dalam keadaan koma, kami mengikuti perkembangannya setiap hari dan memasukkannya dalam doa kami. Dia adalah keajaiban dan kami sangat bangga dengan kekuatannya dalam pertarungan ini," kata pernyataan itu.

"Juga beri tahu dia bahwa aku tidak sabar untuk mengirim dia dan saudara perempuannya dalam perjalanan fist class, ke mana pun di dunia ini kita terbang ketika dia bisa bepergian. Selamat Natal!" imbuh dia.

Si kembar ini hanya bepergian saat mereka merayakan ulang tahun dan tertarik dengan hadiah itu. Namun, mereka belum bisa pergi karena pandemi masih berlangsung.

Janice berterima kasih kepada Bastian. Ia mengungkapkan penghormatan yang dalam untuk keluarga dan orang asing yang telah membantu dan mau mendoakan mereka.

"Ketika Anda bangun dari koma setelah dua bulan, Anda tidak bisa bergerak, Anda tidak bisa berjalan, Anda tidak bisa menggaruk kepala," kata Janice.

"Berada di sini melakukan wawancara ini denganmu sekarang, bagiku itu membuatku sadar setiap pagi ketika aku bangun untuk mengatakan 'Terima kasih Tuhan untuk hari yang lain'," imbuh dia

Janice dan Janese berjanji untuk memberi tahu CEO Delta Air Lines Baldwin kapan dan ke mana mereka akan bepergian. Janese lalu mengingatkan soal protokol kesehatan kepada penonton.




(msl/ddn)

Hide Ads