Perjalanan Erlina dengan Toko Buku Maranatha sebagai salah satu toko komik legendaris di Kota Bandung menarik perhatian seniman untuk menceritakannya kembali lewat pameran lukisan.
Berdiri pada 1962 membuatnya melewati luka liku perkembangan komik di Indonesia. Mulai dari komik lokal asli hingga pendatang dari Jepang yang perlahan mengikis eksistensi komik lokal.
Pameran tersebut digelar di Ruang Segi Empat, Jalan Golf Dago nomor 3, Cigadung, Bandung. Ada lima seniman yang dilibatkan di antaranya M. Rico Wicaksono, Hadisti Chairunisa, Ramdhan H. Turgana, Putut Pramudiko, dan Mawar D.P.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masing-masing memiliki refleksi berbeda karena mereka berkesempatan berbincang dengan Erlina. Ada yang bercerita tentang biografi Erlina, pendirian Toko Buku Maranatha, hingga kisah-kisah pewayangan yang ditampilkan dalam ilustrasi seni lukis.
![]() |
Pameran ini digagas oleh Ferial Afiff, Harry S Waluyo, dan Bachrul R Bagja bertajuk 'Lintang -6.9321235, 107.6118692'. Pemilihan judul pameran diambil berdasarkan letak garis lintang dari lokasi Toko Buku Maranatha.
Ferial mengatakan, bahwa sosok Erlina sangat penting dan berada dibalik perkembangan komik di Bandung. Lebih dalam daripada sekedar penjaja buku komik atau penerbit.
"Semua karya yang diciptakan kelima seniman ini hasil dari merepresentasi ingatan Erlina, barangkali bisa tidak otentik dengan kisah asli komiknya, namun yang berusaha ditangkap adalah kekuatan narasi yang menempel pada ingatan seseorang," kata Ferial.
Mengingat usia Erlina yang sudah renta, hingga mendengarkan perjalanan hidupnya sampai saat ini di dunia komik dengan Toko Buku Maranathanya membuat para seniman bersepakat bahwa Erlina adalah arsip hidup.
"Erlina adalah arsip hidup, posisinya menjadi penting dalam perkembangan komik di Bandung, bahkan penting sebagai tokoh yang memperkaya wacana kreatif negara kita," ujarnya.
![]() |
Salah satu seniman, Ramdhan Turgana mengatakan, hasil karya yang ia pamerkan mengenai salah satu kisah percintaan pewayangan.
"Itu atas rekomendasi Ibu Erlina, karena beliau juga salah satunya yang paling menggemari pewayangan Indonesia," katanya kepada detikTravel beberapa saat lalu.
Dia mengatakan, dari pameran tersebut mengantarkan pesan bahwa pentingnya untuk percaya dan mempertahankan hasil karya bangsa.
"Kita mesti berbangga dengan komik-komik Indonesia, karena dilihat beliau konsisten dengan memproduksi komik lokal, mau itu pewayangan, dongeng, pencak silat dan lain-lain. Untuk lebih membangun kepercayaan kita terhadap konten lokal," jelasnya.
![]() |
Sejauh ini, kata dia, baik minat masyarakat terhadap komik lokal dan pameran itu sudah jauh berkembang.
"Setiap yang datang kemari pun diedukasi tentang bagaimana kita harus mengapresiasi karya kita sendiri, salah satunya ada stand Toko Buku Maranatha, supaya pengunjung bisa melihat komik lawas dan bisa dilihat dan dibeli, saya kira enggak kalah menarik dengan komik yang hari ini, punya keistimewaan tersendiri," tutupnya.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum