Pengamat: Jatuhnya Sriwijaya Air Tak Berkaitan dengan Usia Pesawat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengamat: Jatuhnya Sriwijaya Air Tak Berkaitan dengan Usia Pesawat

CNN Indonesia - detikTravel
Minggu, 10 Jan 2021 11:06 WIB
Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu (dok jetphotos.com via flightradar24))
Foto: Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu (dok jetphotos.com via flightradar24))
Jakarta -

Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air membuat banyak orang bertanya-tanya akan penyebabnya. Akan tetapi, pesawat diketahui sudah berusia tua, yakni 26 tahun.

Dalam hal ini, Pengamat Penerbangan Alvin Lie menegaskan bahwa jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Pulau seribu tak ada kaitannya dengan usia pesawat.

"Walaupun pesawat usianya sudah 26 tahun, tapi asal perawatannya baik tidak ada masalah. Kemudian pesawat ini juga pernah dikandangkan oleh Sriwijaya antara 23 Maret sampai tanggal 23 Oktober, tahun lalu. Setelah itu sudah aktif lagi terbang," kata Alvin Sabtu, (9/1/2021) dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Berdasarkan grafik kecepatan dan informasi lainnya, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 kehilangan ketinggian secara drastis.

"Pesawat kehilangan ketinggian secara drastis pada ketinggian 10 ribu kaki, sedangkan kecepatan vertikal atau kecepatan turunnya mendekati 30 ribu kaki per menit. Jadi kalau ada di ketinggian 10 ribu kaki, pesawat terhempas ke permukaan hanya butuh sepertiga menit atau 20 detik," imbuh Alvin.

Kemungkinan besar, lanjut Alvin, ketika pesawat turun, kehilangan ketinggian sedemikian cepat, pesawat sudah tidak dapat dikendalikan. Jika ditanya soal kemungkinan penyebab pesawat jatuh, Alvin mengungkapkan kemungkinan cuaca buruk tidak dapat jadi alasan.

"Untuk unsur cuaca, rasa-rasanya nggak segitunya (pesawat sampai kehilangan ketinggian drastis) karena di saat yang sama banyak pesawat melakukan penerbangan di wilayah yang sama," jelasnya.

Kemungkinan lain, pesawat mengalami masalah dengan sistem kendali. Kalau masalah terjadi pada mesin, kondisi jatuhnya pesawat tidak akan seperti yang dialami Sriwijaya Air SJ182.

Alvin menjelaskan jika mesin bermasalah, pesawat masih bisa melayang, begitu pula jika dua mesin mati. Pesawat masih bisa melayang dan dikendalikan untuk mendarat darurat.

Alvin juga sempat mengecek tidak ada may day call atau panggilan darurat. Pilot pun tidak melaporkan kerusakan atau kondisi darurat ke pihak air traffic controller (ATC) atau pengatur lalu lintas penerbangan.

"Kemungkinan ini terjadi sedemikian cepat dan mendadak, sehingga pilot tidak sempat berbuat apa-apa," imbuhnya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dipastikan jatuh di Kepulauan Seribu. Pihak Basarnas memperkirakan pesawat jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.




(elk/elk)

Hide Ads