Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pengembangan Agrowisata Tamansuruh (AWT) yang berada di sebuah desa di lereng kaki Gunung Ijen, Banyuwangi.
AWT adalah destinasi yang memadukan pariwisata dan sektor pertanian di lahan seluas sekitar 10,5 hektare. Di sana dikembangkan berbagai jenis komoditas pertanian unggulan, baik itu pangan maupun hortikultura. Tercatat, ada padi hitam organik hingga beragam buah dan sayur organik.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas baru saja menggelar rapat virtual bersama Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur yang ditunjuk Kementerian PUPR untuk melakukan pembangunan di kawasan Agrowisata Tamansuruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah pusat serius mendukung pengembangan Banyuwangi. Kegiatan ini bagian dari program pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN)," kata Anas kepada detikcom, Sabtu (16/1/2021).
Agrowisata tersebut juga dikonsep sebagai tempat edukasi pertanian. Di taman ini, seluruh tanaman ditanam dari bibit hingga tumbuh besar dan berbuah. Di kawasan ini masyarakat bisa belajar cara tanam dan berkebun dengan teknik yang tepat.
Anas bilang nantinya, ada tambahan suguhan lagi untuk para wisatawan di Agrowisata Tamansuruh Banyuwangi. Yakni, akan dikembangkan menjadi sebuah destinasi yang bisa mendokumentasikan Banyuwangi di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
![]() |
"Tanpa mengubah yang sudah ada, kami telah menyusun konsep semacam Kampung Osing di sana. Ada perpaduan antara kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi di kawasan wisata tersebut. Nah, pusat tertarik dengan konsep yang kami tawarkan tersebut," ujar Anas.
Di lokasi tersebut, kata Anas, akan dibangun gugusan rumah-rumah khas Suku Osing dengan arsitektur yang khas. Secara rutin dan terjadwal bakal digelar kegiatan adat dan atraksi budaya, dan event lainnya.
"Pengembangannya akan melibatkan arsitek Yori Antar, seorang arsitek yang dikenal dengan desain bangunan nusantara. Kami ingin agar kawasan ini bisa menggambarkan bagaimana warisan arsitek serta tradisi Banyuwangi," katanya.
Dia menambahkan di kawasan tersebut nanti akan ada banyak aktivitas yang melibatkan warga.
"Bahkan, juga kami rancang ada perpustakaan digital dan ruang aktivitas Smart Kampung juga. Sehingga, akan ada harmoni antara modernitas yang diwakili teknologi dengan kearifan lokal Banyuwangi. Tidak hanya menceritakan masa lalu tapi juga masa depan," kata Anas.
Anas optimistis, ketika vaksinasi sukses, Agrowisata Tamansuruh akan semakin menggerakkan ekonomi perdesaan berbasis budaya, pertanian, dan pariwisata.
Secara terpisah, Kepala BPPW Jatim Reva Sastrodiningrat mengatakan siap mendukung pengembangan pariwisata Agrowisata Tamansuruh.
"Kami siap berkolaborasi dengan tim pemkab untuk mematangkan desainnya. Target kami, Maret sudah masuk tahap lelang sehingga bisa segera kita laksanakan pembangunan di Agrowisata Tamansuruh," ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yori Antar. Arsitek kondang berjuluk "Pendekar Arsitektur Nusantara" tersebut siap berkolaborasi bersama tim PUPR untuk merampungkan desain khas Banywuangi dalam pengembangan kawasan tersebut.
"Kami akan buat desain seperti harapan Pemkab Banyuwangi. Sebuah desain desa wisata yang menjual keotentikan budayanya," pungkasnya.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!