Munculnya sinyal SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Rabu (20/1/2021) menimbulkan tanda tanya. Tanda SOS bahkan terlihat di map dan sempat menimbulkan pertanyaan apakah terkait Sriwijaya Air SJ 182.
Sinyal SOS identik dengan Save Our Souls atau Save Our Ship yang merupakan ungkapan minta bantuan. Apalagi SOS kerap digunakan dalam berbagai tayangan yang menyampaikan pesan minta tolong. Namun, arti SOS ternyata beda dengan yang umum diketahui.
"Arti SOS sebetulnya bukan apa-apa, singkatan tersebut bahkan bukan akronim. SOS adalah bagian dari kode Morse yang dikenalkan pemerintah Jerman pada 1905, dalam seperangkat peraturan radio," tulis Reader's Digest.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinyal SOS menjadi tiga titik, tiga tanda hubung, dan tiga titik jika diterjemahkan dalam kode Morse. Saat itu kode Morse menjadi satu-satunya cara berkomunikasi yang tepat. Kapal membutuhkan instruksi yang cepat dan tanpa salah.
Awalnya, tiap negara menggunakan kode morse yang berbeda. Inggris misalnya menggunakan CQD yang menimbulkan kebingungan saat Titanic tenggelam pada 1912. Akronim CQD yang sekilas seperti panggilan SOS sekarang tidak lagi digunakan.
Sandi morse SOS berupa titik dan tanda hubung diusulkan pemerintah Jerman, yang segera menjadi favorit para pelaut. SOS terlihat elegan, sederhana, bisa dikirim tanpa pause dan diulang tiap detik. Yang paling penting, makna sinyal SOS mudah dimengerti meski tidak punya singkatan.
Baca juga: Google Hapus Tanda SOS di Pulau Laki |
Sebetulnya, karakter SOS yang tidak punya kepanjangan spesifik inilah yang membuatnya mudah diterima semua bangsa. Seorang pelaut tidak perlu mengerti suatu bahasa saat menerima sandi SOS dari yang perlu pertolongan. Hasilnya pertolongan bisa segera diberikan dan menekan kerugian.
Kata SOS yang bersifat palindrome juga sangat menarik bagi pengguna morse. SOS bisa dibaca dari belang atau depan, terlihat sama dari atas dan bawah, punya lafal yang sama ketika diucapkan dari kanan atau kiri. Efek penggunaan SOS mulai terlihat pada 1908 dan mengindikasikan ada yang perlu bantuan.
(row/erd)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!