5 Fakta Astana Giribangun, Makam Soeharto Hingga Jadi Obyek Wisata Religi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

5 Fakta Astana Giribangun, Makam Soeharto Hingga Jadi Obyek Wisata Religi

Tim detikcom - detikTravel
Kamis, 28 Jan 2021 22:47 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ziarah ke makam Soeharto, Karanganyar, Kamis (20/9/2018).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berziarah ke makam Soeharto di Astana Giribangun (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Karanganyar -

Jenazah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar dimakamkan di Astana Giribangun, Kamis (28/1/2021). Astana Giribangun dikenal sebagai kompleks pemakaman keluarga besar Presiden RI ke-2 Soeharto.

Wismoyo Arismunandar turut dimakamkan di Astana Giribangun yang terletak di Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah karena menikah dengan adik Siti Hartinah atau Tien Soeharto.

Di kompleks yang didirikan di atas Bukit Ngipik seluas kurang lebih 4,3 hektar ini terdapat pula makam Presiden Soeharto dan istrinya Tien Soeharto. Seperti dikutip dari laman resmi Kabupaten Karanganyar, Astana Giribangun juga dikenal sebagai obyek wisata religi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengunjung dan peziarah akan membanjiri kompleks pemakaman megah ini terutama menjelang haul Presiden Soeharto setiap tanggal 27 Januari dan peringatan hari lahirnya pada 8 Juni.

Berikut fakta Astana Giribangun, makam Presiden Soeharto yang jadi objek wisata religi:

1. Dibangun Tien Soeharto, Diresmikan pada 1976

ADVERTISEMENT

Astana Giribangun dibangun pada tahun 1974 oleh Yayasan Mangadeg Surakarta. Pembangunannya digagas Tien Soeharto seperti yang terungkap dari buku biografi, "Soeharto Pikiran, Ucapan, Tindakan Saya" yang ditulis oleh G Dwipayana dan Ramadhan KH.

Soeharto mengatakan, "Istri saya dengan Yayasan Mangadeg Surakarta sudah membangun makam keluarga di Mangadeg, tepatnya di Astana Giribangun, dan masak saya akan pisah dari istri saya! Dengan sendirinya saya pun akan minta dimakamkan di Astana Giribangun bersama keluarga. Kami tidak mau menyusahkan anak cucu kami, jika mereka nanti ingin berziarah..."

Penggunaannya kemudian diresmikan pada 23 Juli 1976. Peresmian ditandai dengan pemindahan abu jenazah KPH Soemoharjomo, ayah Tien Soeharto dan kakak tertua Tien Soeharto Siti Hartini Oudang.

Keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo, salah satu makam keluarga besar keturunan Mangkunegaran yang berada di Kota Solo.

2. Posisi Astana Giribangun berada di bawah Astana Mangadeg

Astana Giribangun dibangun di atas sebuah bukit, tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Istana Mangkunegaran, salah satu pecahan dinasti Mataram.

Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sementara Giribangun pada 666 meter dpl. Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu sebagai bentuk penghormatan pada para penguasa Mangkunegaran.


3. Terdiri dari 3 Cungkup, Soeharto dan istri dimakamkan di cungkup utama

Dikutip dari laman resmi Kabupaten Karanganyar, Astana Giribangun dibangun dengan mengadopsi model bangunan rumah khas Jawa, yaitu joglo.
Terbagi ke dalam tiga cungkup yang masing-masing bernama Cungkup Argotuwuh, Cungkup Argokembang, dan Cungkup Argosari.

Cungkup Argosari merupakan cungkup tertinggi. Empat tiang utama di dalam Cungkup Argosari ini terbuat dari beton yang dihiasi dengan lapisan kayu ukiran asal Jepara.

Selain itu, pada dasar tiang tersebut juga dihiasi dengan cincin-cincin yang terbuat dari logam kuning yang kilauannya mirip dengan emas. Sedangkan lantainya terbuat dari marmer buatan Tulungagung.

Cungkup Argosari merupakan cungkup utama di Astana Giribangun ini. Di cungkup inilah mantan Presiden Indonesia Soeharto beserta istrinya dimakamkan.

Selain itu, terdapat juga makam kedua orang tua Tien Soeharto. Bangunan yang berbentuk joglo khas gaya arsitektur Surakarta ini berdindingkan kayu ukir dengan luas sekitar 81 m2.

4. Teras cungkup utama disiapkan untuk anak dan menantu Soeharto

Teras Cungkup Argosari seluas 243 m2 menurut rencana diperuntukkan sebagai makam anak dan para menantu Soeharto. Sedangkan di selasar seluas 405 m2 merupakan calon makam para penasehat, pengurus harian, serta anggota pengurus Yayasan Mangadeg.

Sementara dua cungkup lainnya di Astana Giribangun diperuntukkan bagi pengurus pleno, para pengurus seksi Yayasan Mangadeg, dan keluarga besar Mangkunegaran.

5. Astana Giribangun berkembang jadi objek wisata religi

Kompleks Astana Giribangun kemudian jadi objek wisata religi. Ribuan wisatawan berkunjung baik untuk berziarah maupun hanya menikmati panorama alam yang indah nan elok.

(pal/erd)

Hide Ads