Pemprov Sebut Jakarta Belum Siap Lockdown, Ini Komentar Travelers

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pemprov Sebut Jakarta Belum Siap Lockdown, Ini Komentar Travelers

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Jumat, 05 Feb 2021 14:23 WIB
Jalanan Jakarta tampak sepi usai pesta malam tahun baru, Jumat (1/1/2016). Sebagian warga memilih beristirahat usai merayakan malam pergantian tahun tersebut. Hasan Alhabshy/detikcom.
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta -

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan usulan agar Jakarta lockdown di akhir pekan belum bisa diterapkan.

"Lockdown akhir pekan sampai tanggal 8 (Februari) kan belum dimungkinkan karena kami sampai tanggal 8 (Februari) melaksanakan PPKM jilid 2," kata Ahmad Riza Patria melalui CNN TV, Jumat (5/2/2021).

Riza mengatakan, setelah PPKM berakhir, Pemprov DKI Jakarta akan mengkaji usulan lockdown akhir pekan. Nantinya Gubernur Anies Baswedan beserta jajarannya akan merapatkan terkait lockdown akhir pekan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usulan agar Jakartalockdown disampaikan oleh Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay. Saleh menjelaskan lockdown akhir pekan ini berlaku bagi kota dan kabupaten yang berkategori zona merah dan zona oranye. Setiap warganya dilarang ke luar rumah di akhir pekan.

ADVERTISEMENT

Ahmad Riza Patria mengaku telah mendapatkan banyak usulan terkait lockdown, mulai lockdown, semi-lockdown, serta pembatasan yang longgar dengan protokol kesehatan.

Ahmad Riza Patria menjelaskan orang-orang yang bekerja di sektor kesehatan memilih Jakarta lockdown yang ketat, sementara beberapa orang yang berkecimpung di dunia ekonomi memilih pelonggaran.

"Masyarakat sektor ekonomi maunya ada pelonggaran. Ekonomi terus bergerak tapi setuju dengan protokol kesehatan. Kami setiap hari pimpinan dinas menerima masukan audiensi, saran, dan sebagainya," jelasnya.

Pemprov DKI Jakarta, kata Ahmad Riza Patria, harus bijak menyikapi dua pendekatan ini. Ia berharap dua pendekatan tersebut dapat berjalan berdampingan.

"Namun kan tidak mungkin sekaligus berjalan, sementara kebijakan harus diputuskan. Kami putuskan yang terbaik adalah bagaimana kesehatan menjadi prioritas, keselamatan, kesehatan warga, namun bagaimana sisi ekonomi juga tumbuh dengan protokol kesehatan yang tepat," tutur Ahmad Riza Patria.

"Pemerintah tidak boleh berpihak di salah satu sektor, tapi harus diperhatikan sektor lain. Tapi karena ini COVID-19, tentu kecenderungannya atau pilihan-pilihannya lebih pada mengutamakan kepentingan kesehatan tapi tidak meninggalkan sektor ekonomi," tutupnya.

Travelers tidak setuju Jakarta Lockdown

Sementara itu dalam polling yang diadakan detikTravel, mayoritas travelers mengaku tidak setuju Jakarta lockdown di akhir pekan. Meski yang setuju lockdown juga cukup banyak.

"Segala macam pembatasan itu malahan bisa membuat penumpukan. Akhirnya penularan lebih masif. Contoh, bus dibatasi, akibatnya penumpukan penumpang. Jam malam diterapkan, akibatnya orang numpuk di rumah makan jam 5-7 untuk membeli makan. Lockdown weekend, akibatnya orang numpuk belanja di hari Jumat sore, atau aktivitas lainnya. Cukup aturan yang sudah ada diterapkan benar-benar. Itu kerumunan di pinggir jalan, ngumpul-ngumpul dsb, itu aja yang ditertibkan," ujar seorang travelers.

"Yg diperlukan bukan lockdown, melainkan ketegasan dan pengawasan aparat di lapangan. Sekarang saja supermarket tutup jam 7 kami sudah cukup repot. Wabah terus bertambah kan karena orang2 yg ngeyel, ogah mengikuti prokes. Kenapa harus kami yg ikut susah? Tolong pengawasan diperketat saja. Jangan razia ranmor terus. Itu di warung2 makan banyak banget yg ga ikuti prokes. Kalau perlu yg ngeyel dipidana saja," tulis travelers yang lain.

"Setuju. Lebih baik ada sedikit LOCKDOWN daripada tidak ada sama sekali. Ini akan membantu membatasi pergerakan manusia di akhir pekan sehingga bisa membantu menurunkan angka kasus aktif COVID-19. Saran saya kepada pemerintah DKI Jakarta agar jangan lupa menutup semua jalur menuju puncak dan tempat-tempat tujuan liburan akhir pekan di sekitarnya. Jangan lupa juga menutup ruang terbuka publik di akhir pekan seperti GBK, Monas dan jalur Car-Free Day. Pesan saya untuk para pembaca yang lain: sadarlah, miliki sedikir hati nurani dan kasihani para tenaga medis yang berjuang mati-matian menangani pasien COVID-19 yang sudah membludak di semua rumah sakit di seluruh Jakarta," tulis yang lain




(ddn/ddn)

Hide Ads