Dear Pemprov Jakarta, PHRI Mohon Jangan Bikin Aturan Lockdown Dadakan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dear Pemprov Jakarta, PHRI Mohon Jangan Bikin Aturan Lockdown Dadakan

Putu Intan - detikTravel
Jumat, 05 Feb 2021 17:07 WIB
This in an overview of the empty Hotel Indonesia Roundabout, a spot normally crowded with people on New Years Eve, at the main business district in Jakarta, Indonesia, late Thursday, Dec. 31, 2020.  Indonesian government banned celebration events on the New Years eve that could attract crowd to prevent the spread of coronavirus outbreak. (AP Photo/Dita Alangkara)
Foto: AP/Dita Alangkara
Jakarta -

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berharap pemerintah daerah DKI Jakarta tak terburu-buru memberlakukan lockdown akhir pekan. Kebijakan ini dikhawatirkan akan merugikan hotel dan restoran.

Ketua Badan Pimpinan PHRI Jakarta Sutrisno Iwantono menyampaikan bahwa saat ini baik hotel maupun restoran berada dalam posisi sulit. Okupansi hotel misalnya, masih berkisar 20 persen di masa pandemi COVID-19.

Mendengar berita tentang wacana kebijakan lockdown akhir pekan ini, pengusaha hotel dan restoran pun menjadi resah sebab aturan ini akan semakin merugikan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi kita yang mendengar berita di media bahwa akan dilakukan lockdown akhir pekan menimbulkan persoalan dan kegundahan bagi teman-teman di sektor perhotelan dan restoran. Terutama sejak berjalannya PPKM Jawa-Bali. Kita memang sangat berharap pembuatan kebijakan jangan kejutan, kemudian kita tergagap merespon," kata Iwantono melalui zoom meeting, Jumat (5/2/2021).

Iwantono berharap, pemda DKI Jakarta dapat mengajak pelaku usaha berdiskusi terlebih dahulu sebelum memutuskan lockdown akhir pekan. Selama ini, PHRI merasa kurang dilibatkan dalam pembuatan keputusan.

ADVERTISEMENT

"Kita minta pemerintah khususnya Pemda DKI Jakarta, sebelum mengeluarkan kebijakan bisa mengadakan dialog dengan pelaku usaha secara umum, termasuk hotel dan restoran yang paling terpuruk dan paling akhir melakukan recovery," ujar Iwantono.

Karena adanya wacana Jakarta lockdown, hotel dan restoran sudah mengalami pembatalan pemesanan dari kustomer. Padahal dalam kondisi COVID-19, pengembalian uang muka dalam waktu cepat bukanlah perkara mudah.

"Kalau akhir pekan, hotel-hotel ini sudah ada acara seperti pernikahan atau pertemuan dalam skala kecil. Di restoran juga. Pembatalan tidak mudah, kita harus mengembalikan seluruh uang muka. Ini (aturan lockdown) sungguh memberatkan kita dalam situasi terpuruk ini," Iwantono mengungkapkan.

Iwantono juga mengatakan, bila aturan lockdown ini diberlakukan, tamu hotel juga akan terdampak. Mereka yang sudah menginap harus check out lebih awal atau tidak keluar sama sekali dari area hotel saat lockdown berjalan.




(pin/ddn)

Hide Ads