Bekas Pramugari Ini Nikmati Rutinitas Baru Jadi Agen Properti

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bekas Pramugari Ini Nikmati Rutinitas Baru Jadi Agen Properti

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 10 Feb 2021 16:44 WIB
ilustrasi Air New Zealand
Foto: Air New Zealand/Youtube
Jakarta -

Sudah setahun terakhir Sarah Jones, pramugari asal Selandia Baru, tidak bertugas. Selama itu pula, Sarah menjajal dua pekerjaan berbeda, menjadi SPG dan staf di agen properti.

Sarah turut terimbas pandemi virus Corona sejak Selandia Baru menutup perbatasan. Maskapai tempatnya bekerja mengurangi jumlah kru kabin, termasuk pramugari.

Sarah yang lima tahun menjadi pramugari di Air New Zealand itu langsung mencari pekerjaan baru. Pertama, Sarah menjadi SPG di supermarket. Pekerjaannya menata barang-barang di rak pajangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, dia melompat untuk bergabung dengan agen penjualan rumah Barfoot and Thompson. Kendati terlihat sangat bertolak belakang dengan pekerjaannya sebagai pramugari, Sarah menemukan kesamaan.

"Orang-orang menanyakan rumah seperti mereka mencari tahu tentang tiket dan bagasi," kata Sarah dan dikutip Stuff.

ADVERTISEMENT

Begitu pula jika ada keluhan pipa di rumah penjualan bocor maka dia harus mengatasinya. Itu serupa betul dengan layanan pramugari kepada penumpang di pesawat.

Tapi, bidang yang berbeda itu juga memberikan sistem yang berbeda pula. Sarah bilang sebagai pramugari dia terjun sebagai tenaga terlatih.

"Di Air New Zealand kalian sangat terlatih. Setiap enam bulan sekali kalian mendapatkan pelatihan dan setiap pagi ada briefing dengan semua kru," kata Sarah.

Sementara itu, bekerja di bidang properti, yang baru tiga bulan dijalaninya itu, dia tidak mendapatkan pelatihan khusus. Tapi, dia harus bisa mengerjakan tugas dengan benar.

Sarah pun menyiasati dengan banyak bertanya setiap kali dia tidak memahami tugasnya. Hal-hal baru itu bukan sekadar soal perjanjian sewa dan tagihan air. Berangkat pagi ke kantor saja sudah merupakan kebiasaan baru bagi Sarah.

"Anda berusia 26 tahun, orang menganggap Anda tahu cara melakukan sesuatu, tetapi saya bahkan tidak tahu cara menggunakan printer," kata dia.

Ada juga penyesuaian lain pada kehidupan mulai pukul 09.00 hingga 17.00. Di antaranya, duduk di tepi jalan raya bersama orang lain pada jam sibuk dan memutuskan apa yang akan dikenakan setiap hari.

"Aku rindu memakai seragam!" ujar Sarah.

Hal lain yang berbeda adalah dia bisa menikmati libur natal dan tahun baru setelah tidak lagi menjadi pramugari. Biasanya, di periode itu, Sarah dan pramugari lain sedang sibuk-sibuknya.

Tahun lalu, Sarah bahkan bisa liburan dengan berkendara menuju Matakana, Thangamata, dan Tauraga.

Belakangan Air NewZealand mulai terbang lagi dan merekr

ut kembali kru kabin seiring dibukanya travel bubble dan pelonggaran perbatasan. Kendati rindu memakai seragam pramugari, Sarah belum mau buru-buru untuk bergabung lagi.

Pertama, kontraknya di agen properti itu masih berlaku sampai Juni 2021. Selain itu, dia tidak masuk daftar utama panggilan kru kabin oleh maskapai. Daftar itu dibuat berdasarkan senioritas.

"Kalau saya mau balik lagi menjadi pramugari, saya harus mendaftar seperti orang luar," ujar Sarah.




(fem/ddn)

Hide Ads