Perayaan tahun baru China atau Imlek di Kelenteng Fuk Ling Miau di Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta tahun ini cenderung sepi. Pasalnya banyak umat Tridharma yang takut sembahyang di kelenteng karena COVID-19.
Pantauan detikTravel, tampak kelenteng yang berlokasi di pinggir jalan Brigjen Katamso ini tidak dijejali umat yang mau sembahyang jelang malam pergantian tahun baru China. Kendati demikian tampak beberapa orang datang untuk bersembahyang di kelenteng tersebut.
Sebelum masuk kelenteng, mereka harus mencuci tangan terlebih dahulu dan disusul dengan pemeriksaan suhu tubuh. Apabila memenuhi ketentuan, mereka baru diperbolehkan masuk untuk sembahyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak pula pengumuman yang menyebut maksimal hanya boleh 25 orang di dalam kelenteng. Hingga pukul 19.00 WIB jumlah umat Tridharma yang datang memang silih berganti namun jumlahnya sedikit.
Salah satu umat yang sembahyang, Sisil Wijaya (42) mengaku baru pertama kali merayakan imlek di Yogyakarta. Pasalnya, warga Medan, Sumatera Utara ini memilih untuk tidak pulang ke kampung halamannya.
"Saya dari Medan, karena tidak bisa pulang lalu ke sini (kelenteng). Jadi baru tahun ini (merayakan Imlek) di Yogyakarta," ucapnya saat ditemui di Kelenteng Fuk Ling Miau, Kota Yogyakarta, Kamis (11/2/2021).
![]() |
Lanjutnya, Sisil menilai jika jelang malam pergantian tahun baru China kali ini terasa berbeda. Kendati demikian, dia tidak mempermasalahkannya.
"Menurut saya sepi ya, tapi semoga tahun depan sudah normal lagi. Karena itu ke sini tadi sembahyang sekalian mengantar suami motret," katanya.
Ketua Yayasan Kelenteng Fuk Ling Miau, Angling Widjaya mengaku jika kali ini hanya sedikit umat yang sembahyang di kelenteng. Namun dia sama sekali tidak mempersalahkannya.
"Memang sedikit karena COVID-19 ini, jadi pada takut (ke kelenteng). Tapi kalau memang takut (COVID-19) kaya gitu kan lebih baik toh," katanya saat dihubungi wartawan.
![]() |
Akan tetapi, dia tidak melarang umatTridharma untuk bersembahyang di kelenteng. Dengan catatan umat yang datang menaati dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Karena kita terapkan prokes dengan sangat ketat, seperti hanya boleh 25 orang yang masuk kelenteng untuk sembahyang saat Imlek. Jadi nanti sistemnya bergantian," ujarnya.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan