Pramugari menjadi salah satu profesi yang terkena imbas pandemi virus Corona. Inilah cerita mereka yang beralih profesi karena Corona.
Dilansir dari Aerotime, seorang pramugari cantik bernama Naila Hosni menjadi salah satu korban di tengah pandemi. Naila sebelumnya bekerja sebagai awak kabin di Maskapai Emirates.
Sejak belia Naila tak punya mimpi untuk jadi pramugari. Namun ketika itu dirinya melihat perekrutan maskapai Emirates dan merasa tertarik. Hanya coba-coba saja, ternyata Naila berhasil masuk menjadi kandidat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendaftar di Paris, Naila kemudian mendapat kesempatan untuk pindah ke pangkalan maskapai di Dubai. Naila menekuni bidang pekerjaan ini dengan sungguh-sungguh.
"Saya tinggal di Dubai selama dua tahun dan itu luar biasa. Saya sangat menikmati berinteraksi dengan orang-orang," ujarnya.
Tak hanya itu, Naila pun membangun hubungan yang baik dengan awak kabin dan penumpang. Naila mengaku bahwa dirinya mendapat pengetahuan dan budaya baru setiap hari.
"Setiap penerbangan adalah perjalanan baru meskipun saya sudah pernah ke sana," ceritanya.
Sayangnya, pengalaman yang luar biasa tersebut harus terhenti karena pandemi. Naila diberhentikan karena industri penerbangan hancur karena pembatasan perjalanan di kala pandemi. "Lucunya, saya karir saya bermula di Paris dan penerbangan terakhir yang saya lakukan adalah ke Paris," lanjutnya.
Dalam penerbangan terakhir tersebut, Naila mengatakan bahwa penumpang yang dia bawa sangat sedikit. Ia pun tak menyadari bahwa itu adalah penerbangan terakhirnya.
Rencananya Naila akan melanjutkan studi di kampung halamannya. Namun saat pramugari itu sampai di rumahnya, dia menyadari kalau pengajuan aplikasi ke universitas sudah ditutup.
Berpikir keras untuk produktif, akhirnya Naila menemukan pekerjaan di Jenewa sebagai barista di Starbucks.
"Sebagai barista, saya suka membuat orang bahagia dengan memberi mereka minuman terbaik yang saya buat. Saya masih dalam masa percobaan dan saya rasa kopi buatan saya belum lebih baik dari barista lain yang sudah 5 tahun bekerja. Tapi saya selalu berusaha memperbaiki diri belajar untuk lebih baik setiap hari. Dan sama seperti di pesawat, saya senang berinteraksi dengan pelanggan. Banyak orang datang ke Swiss, berbicara dengan bahasa Inggris, dan beberapa di antara mereka memiliki aksen yang saya sering dengar saat saya masih jadi pramugari, dan saya sangat menyukainya," ujar Naila.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol