Pariwisata terpuruk saat pandemi virus Corona. WTO memprediksi krisis tidak akan pulih dalam waktu dekat.
Lockdown atau penguncian wilayah berimbas langsung terhadap frekuensi penerbangan, utamanya penumpang. Traveling pun menjadi aktivitas yang tidak mudah saat wabah Covid-19.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Jepara yang Seru Banget! |
Dilansir dari World Economic Forum, industri pariwisata telah kehilangan sekitar USD 1,3 triliun pendapatan ekspor tahun 2020. Angka yang fantastis dan rekor baru dalam sejarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pakar perjalanan terus melakukan riset dengan hati-hati untuk mencari solusi agar industri pariwisata kembali bergairah, namun di sisi lain tidak menimbulkan klaster baru. Apalagi, malah muncul varian bari Covid-19 yang bikin keadaan semakin runyam.
Sejumlah negara pun kian mengetatkan lockdown. Salah satunya, Inggris.
Belum adanya titik terang berakhirnya pandemi Covid-19, membuat pakar perjalanan pesimistis. Mereka tidak yakin bahwa keadaan akan kembali ke keadaan semula sebelum tahun 2023 padahal di awal 2021 sempat muncul harapan pemulihan pariwisata.
"Sementara banyak yang telah dibuat untuk memungkinkan perjalanan internasional yang aman, kami sadar bahwa krisis masih jauh dari selesai," ujar Sekretaris Jendral UNWTO Zurab Pololikashvili.
Menurutnya perjalanan internasional telah bekerja keras dengan adanya harmonisasi, koordinasi, dan digitalisasi tindakan untuk mengurangi risiko perjalanan.
"Pengujian, pelacakan, dan sertifikat vaksinasi adalah fondasi penting untuk mempromosikan perjalanan yang aman dan mempersiapkan pemulihan pariwisata setelah kondisi memungkinkan," ujar dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum