Taj Mahal dinilai tidak ramah untuk kantong traveler. Kini, tiket masuk bangunan ikonik di India perlambang cinta sejati itu lebih mahal.
Di ambil dari bahasa Urdu, Taj Mahal memiliki arti Permata Kerajaan. Kisah di baliknya semakin membuat Taj Mahal menjadi destinasi wajib dikunjungi traveler yang liburan ke India. Boleh dibilang, belum ke India kalau belum ke Taj Mahal.
Tapi, kabar kurang sedap bagi traveler, terutama para backpacker, datang dari Taj Mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari India Today, Rabu (17/3/2021), pariwisata Agra kolaps tengah pandemi Covid-19. Taj Mahal yang menjadi primadona wisatawan lokal dan asing tutup selama 100 hari. Situasi itu berimbas signifikan terhadap kas pemerintah setempat.
Archaeological Survey of India (ASI) memutuskan untuk membuka kembali Taj Mahal mulai tahun baru. Dengan adanya pembatasan, Taj Mahal bisa kembali dikunjungi. Tapi, rupanya pemerintah Agra kurang puas dengan uang masuk.
Otoritas Pengembangan Agra (ADA) akhirnya mengambil langkah berani untuk menaikkan harga tiket masuk untuk wisatawan, baik kepada turis asing ataupun wisatawan lokal.
Sebelumnya, tiket masuk untuk wisatawan domestik hanya 50 rupee (sekitar Rp 10.000) menjadi 80 rupee (Rp 16.000) Adapun untuk wisatawan asing harga tiket masuk Taj Mahal dari 1.100 rupee (sekitar Rp 220 ribu) menjadi 1.200 rupee atau sekitar Rp 240 ribu.
Tak sampai di situ, turis dan wisatawan domestik tak lagi bebas masuk ke kubah utama. Nantinya, ada tiket terpisah untuk kubah utama.
Wisatawan domestik yang mau masuk ke kubah utama harus membayar 480 rupee, sedangkan turis akan dikenakan 1.600 rupee atau sebanyak Rp 300 ribuan. Kalau dihitung-hitung sih, per orang bisa habis Rp 500 ribuan, ya untuk berkeliling Taj Mahal.
Alasan adanya tiket masuk ke kubah utama adalah kebutuhan pembangunan infrastruktur dan fasilitas sanitasi di sekitar monumen.
Keputusan itu telah disampaikan kepada pemerintah dan tinggal menunggu persetujuan. Tapi, kenaikan harga tiket masuk Taj Mahal itu masih menjadi perdebatan.
Menurut Ketua Badan Perlindungan Wisatawan Agra, Prahalad Agarwal, mengatakan bahwa Taj Mahal kini serupa dengan angsa emas yang dikelilingi oleh orang serakah.
"Mereka menipu wisatawan untuk mendapatkan lebih banyak uang. Tiket mahal hanya akan membuat wisatawan menjauh dari monumen. Industri pariwisata akan terpuruk karenanya," kata dia.
Tapi, ASI membantahnya. ASI mengatakan bahwa tiket terpisah untuk mencegah wisatawan naik ke sana yang berpotensi membuat kerusakan pada struktur marmer lunak.
Presiden Yayasan Pengembangan Pariwisata Agra, Sandeep Arora, mengatakan bahwa Mahkamah Agung telah membatasi AD untuk menaikkan pajak tiket Taj Mahal. Keputusan ini dinilai menghina perintah pengadilan tertinggi. Yayasan akan membawa masalah ini ke Mahkamah Agung.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol