Pemerintah Larang Mudik, Ini Respon Direktur Utama Citilink

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pemerintah Larang Mudik, Ini Respon Direktur Utama Citilink

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Sabtu, 27 Mar 2021 14:10 WIB
PT GMF AeroAsia punya direktur utama yang baru. Juliandra Nurtjahjo diangkat sebagai dirut menggantikan Richard Budihadianto.
Direktur Utama Citilink Juliandra (Rachman Haryanto/detikTravel)
Lombok Tengah -

Pada hari Jumat kemarin (26/3), Pemerintah resmi melarang kegiatan mudik 2021. Terkait hal itu, Direktur Utama Citilink Juliandra memberi respon.

Keputusan pelarangan mudik itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy pada Jumat (26/3).

Muhadjir berkaca peningkatan kasus COVID-19 usai libur natal dan tahun baru serta disesuaikan dengan keputusan Presiden RI dan koordinasi menteri pada 23 Maret 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait hal itu, sejumlah maskapai terpaksa kembali melakukan penyesuaian tak terkecuali Citilink. Pada detikTravel, Direktur Utama Citilink Juliandra menjelaskan strategi maskapainya menyikapi pelarangan mudik kembali tahun ini.

"Jadi harus menyesuaikan diri, jadi kita akan melakukan roadmap ulang pendapatan dan sebaran biayanya," pungkas Juliandra di Novotel Resort and Hotel Lombok, Sabtu pagi (27/3/2021).

ADVERTISEMENT

Hal itu pun harus dilakukan, pasalnya bulan Lebaran yang sejatinya untuk meraih pendapatan harus kembali tiada untuk menekan kurva COVID-19.

"Karena yang tadinya bulan-bulan meraih pendapatan jadi tidak ada kan. Sehingga untuk sementara biaya-biayanya sudah terjadi, ini harus kita lakukan roadmap ulang lagi," jelasnya.

Berkaca dari awal pandemi tahun 2020 lalu, Juliandra telah memahami garis besar dari situasi pandemi. Hanya berbeda dengan tahun lalu, kini Citilink telah belajar dan menggunakan pendekatan yang lebih tepat.

"Ini sebenarnya kan kejadian yang sama dengan tahun lalu, tapi kita kan demandnya sudah lagi naik terus tiba-tiba ada pelarangan seperti itu. Maka yang harus kita lakukan strateginya melakukan yang namanya capacity flow demand, jadi capacitynya di-adjust," ujarnya.

Fakta di lapangan, bagaimana pun juga pasti akan ada orang-orang yang tetap melakukan kegiatan bepergian. Juliandra pun memastikan, bahwa hal itu tetap terakomodasi.

"Biar bagaimana pun pasti ada orang-orang yang bepergian, maka capacity flow demand itu yang harus kita jaga hari per hari. Jadi bila ada kenaikan hari-hari tertentu, kita sudah siap kapasitasnya," tutupnya.




(rdy/rdy)

Hide Ads