Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus Sambut Awal Ramadhan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus Sambut Awal Ramadhan

Dian Utoro Aji - detikTravel
Selasa, 13 Apr 2021 03:10 WIB
Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus
Foto: Dian Utoro Aji/detikcom
Kudus -

Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus menggelar tradisi tabuh beduk blandrangan. Tradisi tersebut menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Tabuhan beduk dang - dang dari atas Menara Kudus menandai awal bulan Ramadhan pada besok pagi. Tradisi blandrangan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan, Senin (12/4).

Tradisi tabuh beduk blandrangan dimulai selepas salat asar dengan pembacaan tahlil di makam Sunan Kudus. Setelah itu sebanyak enam orang dari pendapa kompleks makam Sunan Kudus berjalan berjalan menuju atas Menara Kudus. Tampak petugas mengenakan pakaian khas kudusan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di atas Menara Kudus enam orang tersebut secara bergantian memukul beduk. Hal tersebut pun menjadi perhatian warga sekitar untuk melihat dan mendengar tabuh beduk menyambut bulan Ramadhan.

"Ke sini penasaran, karena ini khas bertanda besok datangnya dimulainya bulan Ramadhan. Sejak kecil mendengar tabuh beduk dari atas Menara Kudus," ujar Rina Maya saat ditemui di lokasi sore tadi.

ADVERTISEMENT

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan mengatakan tradisi tabuh beduk bernama blandrangan. Tradisi blandrangan ini menandai bahwa besok adalah 1 Ramadhan.

Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara KudusTradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus. Foto: Dian Utoro Aji/detikcom

"Yang ditabuh (tabuh beduk) setelah ada kepastian besok adalah 1 Ramadhan, jadi beduk dandangan ini tradisi yang di luar beduk berbunyi dang - dang. Itu dandangan. Acara di sini blandrangan itu sudah kepastian besok 1 Ramadhan, itu mukul beduk maka disebut blandrangan," ujar Nadjib kepada wartawan saat ditemui tadi sore.

Nadjib mengatakan blandrangan ini berbeda dengan dandangan yang dikenalkan oleh pemerintah kabupaten. Blandrangan menandai jika besok sudah pasti 1 Ramadhan, sedangkan dandangan hanya istilah nabuh beduk yang berbunyi dang - dang.

"Jadi ini tidak ada perubahan, beduk dandang ini tradisi di luar komplek kita, masyarakat yang menyambut menyongsong satu Ramadhan. Tradisi ini (dandangan) ditandai dengan penabuh, blandrangan ini istilah kalau sudah ada kepastian besok Ramadhan itu namanya blandrangan. Yang di luar menabuh beduk itu dandangan," terangnya.

Dia menjelaskan ada sejarah terkait tradisi menabuh beduk di atas Menara Kudus. Konon kata dia, Sunan Kudus menabuh beduk untuk memberitahu kepada masyarakat jika besok merupakan 1 Ramadhan. Saat itu pula masyarakat berkerumun untuk menunggu kepastian awal bulan Ramadhan.

"Jadi awalnya mbah Sunan Kudus dulu nabung beduk di atas, masyarakat pada menunggu. Kapan sih (1 Ramadhan), kerumunan orang muncul kemudian muncul inisiatif butuh makanan dan sebagainya itu, sehingga dulunya sampai ke kecil di sekitar menara. Terus kemudian berubah menjadi pasar malam. Ini dalam rangka menyambut awal Ramadhan sehingga yang dijual makanan khas dalam rangka menyambut bulan Ramadhan," pungkas Nadjib.




(pin/ddn)

Hide Ads