Geliat pariwisata di Kudus di masa pandemi Corona redup. Toko oleh-oleh mulai ramai, namun mobil travel belum bangkit lagi.
Beberapa waktu lalu, redaksi detikTravel melakukan perjalanan ke Kota Kretek selama beberapa hari dan menyambangi pusat oleh-olehnya, Jenang Kudus Mubarok. Oleh penjaga toko, diketahui bahwa penjualan oleh-oleh mulai membaik saat libur akhir tahun lalu.
"Baru tiga bulan membaik. Banyak wisatawan dari luar kota, " kata kasir Jenang Kudus Mubarok di lokasi Jl. Sunan Muria beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti bisnis yang berkaitan dengan dunia pariwisata lainnya, Jenang Kudus Mubarok begitu terpuruk di masa awal pandemi. Hanya segelintir dari mereka yang datang untuk membeli jenang dan produk lainnnya.
"Awal pandemi sangat terpuruk. Hanya 2-3 wisatawan. Karena mereka sangat takut," kata kasir yang sama.
Keterpurukan yang snagat dalam yang dialami Jenang Kudus Mubarok berlangsung hingga pertengahan tahun 2020. Bahkan, produksi jenang Kudus berkurang hingga 70%.
"Kejadian itu berlangsung sampai Juni. Produksi berkurang drastis. 50-70%, " kata dia.
Di sisi lain, pengusaha mobil travel masih terpuruk karena pandemi Corona. Aktivitas belajar dari rumah begitu dirasakan karena mahasiswa tak lagi melakukan mobilisasi ke kota-kota besar seperti ke Semarang, Solo, dan Yogyakarta.
Hal itu diungkapkan oleh sopir mobil travel minibus yang berafiliasi dengan Rama Sakti Travel. Redaksi menjajal jasanya dari Kudus hingga Purwodadi.
Benar saja, hanya kami seorang yang diangkut mobil minibus itu. Biasanya, kata sopir, mobil itu mengangkut lima orang penumpang dan beberapa paket barang di belakang.
"Sekarang semenjak belajar dari rumah, banyak mahasiswa Kudus yang jarang melakukan perjalanan ke Solo atau Yogyakarta," kata Herman.
"Kalau pun mereka ke kampus itu jarang-jarang. Cuma ambil baju dan nggak balik kampus lagi," sopir mobil travel itu menambahkan.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan