Cara Brantas Abipraya Garap KSPN Borobudur Jadi Wisata Kelas Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cara Brantas Abipraya Garap KSPN Borobudur Jadi Wisata Kelas Dunia

Erika Dyah - detikTravel
Jumat, 16 Apr 2021 13:13 WIB
gerbang Borobudur
Foto: Brantas Abipraya
Jakarta -

Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas menyebut PT Brantas Abipraya (Persero) dipercaya untuk mempercantik kawasan wisata Candi Borobudur yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah. Proyek yang dilabeli Kawasan Strategis Wisata Nasional (KSPN) Borobudur itu dipatok target selesai akhir tahun 2021.

"Ya, nantinya kawasan Borobudur ini akan menjadi destinasi super prioritas. Ini adalah upaya kami (Brantas Abipraya) untuk turut melestarikan kawasan Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia (World Heritage Site) dan mengembangkan kawasan Borobudur sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia," ujar Anas dalam keterangan tertulis, Jumat (16/4/2021).

Anas bertekad untuk selalu menerapkan budaya BUMN yaitu AKHLAK dalam pengerjaan proyek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya dalam penuntasan proyek ini harus didasari dengan nilai-nilai di dalamnya, seperti Amanah, berpegang teguh pada kepercayaan yang telah diberikan kepada kami, fokus menyelesaikan dengan mengutamakan mutu, kualitas, serta K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan dapat selesai tepat waktu," ujar Anas.

Sementara itu, Project Manager Proyek Penataan Kawasan Borobudur Dwi Satio menjelaskan Brantas Abipraya mengerjakan Gerbang-Rest Area, Jalur Aksis Budaya, Area Concourse, dan Area Parkir-Pedagang dalam proyek ini.

ADVERTISEMENT

Pada pengerjaan Gerbang, lanjut Dwi, perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini membangun empat gerbang penanda kawasan budaya Borobudur. Adapun gerbang pertama adalah Gerbang Palbapang yang keberadaannya menjadi penanda kawasan dari arah Yogyakarta dengan jarak dari Candi Borobudur sejauh 8 kilometer.

Ia mengatakan di lokasi itu akanBrantas Abipraya bertugas menyelesaikan ikon gerbang penanda kawasan, yaitu patung singa, hall atau ruang serbaguna, ruang pengelola atau security dan MEP (Mechanical Electrical & Plumbing), toilet, dan lanskap taman.

Selanjutnya, Dwi memaparkan gerbang penanda kawasan kedua yang digarapnya yaitu Gerbang Blondo. Ia mengatakan gerbang ini adalah gerbang penanda kawasan dari arah Semarang dengan jarak dari Candi Borobudur sejauh kurang lebih sekitar 9,5 km.

Adapun cakupan pekerjaan Brantas Abipraya pada gerbang ini adalah pengerjaan ikon gerbang kawasan berupa imej Pohon Kalpataru yang dipercaya sebagai pohon hayat atau pohon kehidupan dan harapan. Tak hanya itu, Dwi menambahkan, Gerbang Blondo sama seperti Gerbang Palbapang juga akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti tempat beribadah (musala), toilet, bike station, ruang MEP dan pengelola juga area parkir.

Lalu, gerbang yang ketiga adalah Gerbang Salaman-Kembanglimus. Dwi menyebut gerbang ini sebagai gerbang paling besar dengan luas dua hektar. Tidak cuma sebagai penanda kawasan dari arah Purworejo, gerbang ini sekaligus menghidupkan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) yang ada di desa tersebut, yaitu Desa Kembanglimus.

Dwi mengatakan gerbang ketiga ini berjarak kurang lebih 9,5 km dari Candi Borobudur. Dia merinci berbagai fasilitas yang ada di gerbang ini seperti kios cendera mata, kios kuliner, musala dan toilet, panggung terbuka, pendopo yang dapat digunakan sebagai hall multifungsi, area parkir serta ruang utilitas dan pengelola.

Tak hanya itu, lanjut Dwi, Brantas Aipraya juga akan menambah kenyamanan pengunjung dengan melengkapi tempat pengolahan sampah berteknologi TPS3R di Gerbang Salaman-Kembanglimus. Teknologi ini merupakan sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sebagai solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan dampak yang ditimbulkan, khususnya di kawasan wisata.

Melalui TPS3R ini, Dwi menilai tak hanya dapat mengurangi persoalan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, namun juga bisa menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah tersebut.

Ia menyebutkan dengan adanya berbagai fasilitas di lokasi ini, nantinya gerbang ini juga akan menjadi Rest Area-Community Kembanglimus. Dwi mengatakan lokasi ini dikembangkan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Kembanglimus serta bersinergi dengan Balkondes Kembanglimus yang ada di sebelahnya.

Sementara untuk gerbang keempat, kata Dwi, adalah gerbang penanda dari arah Purworejo yaitu Gerbang Klangon yang lokasinya berjarak kurang lebih 9,5 KM dari Candi Borobudur.

"Iya semoga dengan adanya gerbang penanda pada titik-titik strategis yang dibangun sesuai identitas Borobudur ini, nanti dapat mempermudah para wisatawan agar semakin terarahkan dengan jelas jalan masuk menuju Borobudur," imbuh Dwi.

Dwi pun menjabarkan pihaknya turut dipercaya untuk melakukan Penataan Jalur Aksis Budaya: Mendut-Pawon-Borobudur. Ia memaparkan cakupan pengerjaannya meliputi pembangunan Jembatan Pejalan Kaki Kali Elo, Jembatan Pejalan Kaki Kali Progo, Jalan Lingkungan Permukiman Bojong, Jalur Pejalan Kaki Tepian Kali Progo, Koridor Jalan Balaputradewa serta Penataan Sendang Lanang dan Wadon Wanurejo.

Tidak sampai di situ, lanjutnya, dalam pengerjaan penataan kawasan Borobudur ini Brantas Abipraya yang mengawali portofolionya pada tahun 1980 dengan mengerjakan proyek induk pengembangan Sungai Brantas di Jawa Timur ini juga ditugaskan untuk mengerjakan Area Concourse-Borobudur dan Plataran Plaza Penerima.

(mul/mpr)

Hide Ads