Tak mau kalah dengan Qantas, maskapai Virgin juga tak sabar ingin segera menerbangi kembali rute internasional pada bulan Oktober mendatang.
Sebelumnya, CEO Qantas Alan Joyce mengungkapkan rencana maskapainya yang akan membuka kembali rute penerbangan internasional mereka di bulan Oktober.
"Program vaksinasi tentu saja jadi kunci membuka kembali penerbangan internasional dari dan keluar Australia. Kami masih berencana akan membuka rute penerbangan internasional pada akhir Oktober nanti," kata Joyce.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, CEO Virgin Jayne Hrdlicka setuju dengan pendapat Joyce. Menurut Hrdlicka, sudah saatnya kita hidup berdamai dengan COVID.
"Saya setuju dengan dia. Sudah saatnya kita membuka kembali perbatasan. Kita harus belajar bagaimana hidup dengan COVID dan kita harus membuka kembali perbatasan untuk bergabung dengan ekonomi global yang akan dimulai kembali," ungkap Hrdlicka, seperti dikutip dari Today Australia.
Hrdlicka pun berharap di bulan Oktober, keadaan sudah makin membaik. Sementara sambil menunggu harapan itu jadi kenyataan, Virgin saat ini fokus dengan penerbangan domestik dulu.
"Saya berharap kami akan mengejar ketertinggalan dan di bulan Oktober akan jadi kenyataan," ujar Hrdlicka.
"Kami berharap di pertengahan bulan Juni, kami bisa kembali ke kapasitas 80% seperti sebelum pandemi dan kami memiliki target bisa kembali ke 100% di akhir tahun jika kami berhasil dengan target sebelumnya," imbuhnya.
Maskapai Virgin saat ini punya 10 armada pesawat baru dan juga 370 kru kabin baru. 220 di antaranya merupakan kru kabin yang dirumahkan, namun sekarang kembali dipekerjakan maskapai.
Hrdlicka pun tidak ingin tergesa-gesa terbang ke rute panjang. Dia berharap bisa terbang di rute internasional yang pendek-pendek saja dulu.
"Kami pikir akan membuka rute internasional yang pendek terlebih dulu, dengan Selandia Baru sebagai tujuan pertama," tutupnya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum