India Pulihkan e-Visa untuk 156 Negara, Ada Indonesia?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

India Pulihkan e-Visa untuk 156 Negara, Ada Indonesia?

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Kamis, 22 Apr 2021 14:16 WIB
Penunggang unta dengan latar Taj Mahal
Foto: (Thinkstock)
New Delhi -

India telah memulai kembali fasilitas e-Visa untuk 156 negara. Pendatang internasional bisa berkunjung ke India untuk konferensi, tujuan medis dan bisnis.

Melansir Times of India, Kementerian dalam Negeri India memutuskan fasilitas e-Visa untuk 156 negara. Sebelumnya ada 171 negara yang terdaftar. Namun e-visa untuk turis saat ini belum dipulihkan.

Setelah pembatasan pada 2020, sejumlah negara tak termasuk dalam daftar. Negara-negara yang dikecualikan termasuk Indonesia, Iran, Inggris, China, Kanada, Malaysia hingga Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian dalam Negeri India (MHA) telah menangguhkan perjalanan udara internasional pada 23 Maret 2020 dari dan ke 107 pos pemeriksaan imigrasi. Pembatasan visa kemudian dilonggarkan untuk warga negara dari AS, Inggris, Prancis dan Jerman dalam 'air bubble'.

ADVERTISEMENT

MHA menyatakan pada 30 Maret 2021, e-Visa di bawah kategori visa bisnis elektronik, visa medis elektronik, visa petugas medis elektronik dan visa konferensi elektronik akan dipulihkan dengan segera. Artinya, warga dari 156 negara sudah bisa memanfaatkan fasilitas ini.

Relaksasi bagi pengunjung asing ini datang setelah munculnya gelombang kedua virus Corona di India. Sebelumnya, tahun lalu di bulan Oktober, India melonggarkan perbatasan visa untuk tujuan pekerjaan, pendidikan, penelitian, bisnis, dan tujuan medis.

Kini, India telah mencetak rekor lebih dari 200 ribu kasus baru virus Corona dalam sehari. Ini menyebabkan banyak fasilitas kesehatan mendadak kolaps, stok obat-obatan dan oksigen pun habis.

Tak hanya orang dewasa, virus Corona juga menyerang anak-anak di India dengan gejala yang serius. Padahal sebelumnya, virus Corona menunjukkan efek yang sangat ringan atau tidak ada efek pada anak-anak. Namun pada gelombang kedua virus menjadi lebih parah untuk anak-anak maupun orang dewasa di bawah 45 tahun.




(elk/ddn)

Hide Ads