Kasus penggunaan alat tes antigen bekas di Bandar Udara Kualanamu, Sumatera Utara menjadi pelajaran berharga bandara lain. Bandara Husein Sastranegara tidak mau keccolongan.
Kasus alat tes antigen bekas tersebut menjerat lima orang pegawai PT Kimia Farma Tbk. Saat ini, kasus ditangani kepolisian.
Waspada mengalami kondisi serupa, Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung melakukan pengawasan ketat. Executive General Manager Bandara Husein Sastranegara R Iwan Winaya Mahdar melakukan sidak penggunaan ala tes antigen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pertama kita sudah melakukan sidak, sidak ke tempat airport center itu gabungan, karena kami bukan ahli kesehatan pasti yang paling utama adalah dari dokter beserta rekan rekan. Untuk memastikan seperti apa sih alat rapid (kondisi baru) dan sebagainya," ujar Iwan kepada wartawan di Bandara Husein, Kota Bandung, Senin (3/5/2021).
Iwan juga menyarankan agar alat tes antigen bekas yang sudah terpakai tidak dibuangs embarangan. Dia menuturkan alat yang sudah dipakai akan dihancurkan sehingga mengurangi potensi penggunaan berulang.
"Sudah kita sampaikan ke operator berartikan sudah punya SOP berarti barang yang sudah dipakai mereka hancurkan, dipecah, digunting dan sebagainya," Iwan menambahkan.
Iwan menjamin peralatan tes antigen Covid-19 atau rapid tes Covid-18 di area Bandara Husen Sastranegara masih tersegel dan dibuktikan kepada calon penumpang. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penumpang dan petugas bahwa alat tes antigen yang digunakan masih dalam kondisi baru.
"Sebelum menggunakan rapid, si faskes ini akan menunjukkan masih utuh dan tersegel, silahkan bapak pegang, oke clear ya buka. Artinya, kita sama-sama monitoring control, supaya memastikan bahwa alat tersebut masih aman dan tersegel, tidak daur ulang dan sebagainya," dia menambahkan.
"Jadi, langkah-langkah tersebut kita lakukan di Bandung terkait dengan penghancuran bekas alat dan SOP sebelum digunakan di buka di depan mereka dan pastinya kita akan lakukan terus," Iwan menjelaskan.
Dia menuturkan, penyidakan yang dilakukan saat ini masih bersifat sementara (temporary). "Artinya seminggu bisa sampai 2-3 kali dan tidak sepengetahuan mereka. Sejauh ini kita tidak temukan itu dan alhamdulillah mereka pasti akan berfikir dua kali," kata dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!