Masalah ketersediaan toilet umum rupanya bukan cuma terjadi di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di Paris dan bikin masyarakatnya pusing.
Memasuki musim semi, Kota Paris mulai dipadati wisatawan domestik yang ingin menikmati suasana di taman kota atau tepian Sungai Seine. Dengan ditutupnya pintu untuk wisatawan asing, wisatawan domestik dapat leluasa menikmati fasilitas publik kecuali toilet umum.
Dilansir dari AFP, Selasa (4/5/2021) warga Paris mulai memahami yang selama ini dirasakan para turis yakni sulitnya menemukan toilet umum. Hal ini amat menguji kesabaran karena terjadi antrean toilet dimana-mana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini benar-benar rumit, terutama untuk perempuan, karena ada antrean dan toilet tidak banyak," kata seorang warga yang berprofesi sebagai asisten penerbitan, Charlotte Le Merdy.
Berbeda dengan perempuan yang harus menunggu antrean, para lelaki yang tak sabaran lebih memilih untuk menggunakan tempat lain. Mereka tak segan untuk buang air di belakang pohon atau mencari tembok yang relatif terpencil.
"Ini benar-benar menjadi masalah ketika Anda minum terlalu banyak di taman, Anda ingin mencari toilet dan ada antrian yang panjang," ujar guru bahasa Inggris Paris, Zeikos.
"Saya mungkin tidak boleh mengatakannya, tetapi Anda mencoba pergi ke suatu tempat terpencil, mungkin di semak-semak," kata seorang event organizer, Romain Chevreux.
"Ini sedikit rumit, terutama karena banyak toilet yang rusak, jadi lakukan yang harus dilakukan," kata dia.
Hal yang sama juga diungkapkan seorang pembersih jalan dekat Place de la Republique bernama Luc. "Orang-orang kencing di mana-mana. Anda bisa lihat jalanan kotor dan tidak ada kebersihan," katanya.
Pemerintah Paris mengatakan saat ini tersedia 435 toilet umum yang dapat dibersihkan secara otomatis. Namun penggunaan toilet itu turun sebanyak 20 persen pada tahun lalu karena lockdown COVID-19.
Jumlah itu termasuk 50 fasilitas stand-up urinal dan 300 toilet di taman. Tapi nyatanya, jumlah itu belum cukup. Dan seringkali toilet yang tersedia tidak berfungsi dengan baik.
"Toilet ini sangat kotor, dengan masuk ke dalam seperti mencari penyakit," kata seorang kurir bernama Bamoye.
Seorang sopir taksi bernama Elie Sabaa bahkan lebih memilih untuk buang air di sebuah kafe alih-alih menggunakan toilet umum. Tapi jika memungkinkan, ia lebih memilih untuk buang air di rumahnya sendiri.
"90% dari waktu saya, saya harus pulang ke rumah karena itu satu-satunya tempat yang bersih. Itu membuang banyak waktu, " ujarnya.
Dengan situasi seperti ini, warga Paris mendorong agar pemerintah segera membuka kafe dan restoran. Jadi mereka bisa nongkrong dan memanfaatkan toilet yang lebih manusiawi.
Presiden Paris Emmanuel Macron sendiri baru akan mengizinkan pembukaan ini pada 19 Mei 2021.
Sementara itu, Walikota Paris, Anne Hidalgo tampaknya sudah terbiasa menghadapi derasnya keluhan soal kebersihan kota. Mulai dari sampah sampai soal toilet umum. Di sosial media, orang-orang membuat postingan dengan membubuhkan tagar #saccageParis (mencemari Paris).
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!