Video rahasia memicu kemarahan publik atas perilaku para elit di Paris. Mereka menggelar pesta makan malam dan melanggar protokol kesehatan.
Melansir CNN, sebuah laporan rahasia menunjukkan anggota elit Paris menikmati pesta makan malam rahasia di restoran mewah. Karena melanggar prokes COVID-19, jaksa pun bergerak melakukan penyelidikan.
Baca juga: 'Jogja yang Ngangenin, Jogja yang Damai' |
Penyelidikan dilakukan setelah adanya laporan dari saluran TV M6 yang ditayangkan Jumat. Dalam sebuah video menunjukkan rekaman kamera tersembunyi dari dua restoran kelas atas yang dipenuhi tamu bebas masker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video tersebut, seorang jurnalis yang menyamar memasuki klub makan pribadi dengan jendela tertutup. Ia lalu disambut oleh pelayan yang mengenakan sarung tangan putih.
"Begitu Anda melewati pintu, tidak ada lagi COVID-19," kata dia yang ditanya atas nama siapa dan mengatakan telah diundang oleh seseorang di dalamnya.
Dalam video terdengar pelayan menjelaskan bahwa menu mulai dari 160 euro per orang.
"Kami sedang mencari kemungkinan dakwaan membahayakan dan tenaga kerja," kata juru bicara jaksa Paris.
"Kami akan memverifikasi apakah pertemuan yang diselenggarakan melanggar aturan sanitasi dan menentukan siapa penyelenggara dan peserta potensial," imbuh dia.
Restoran di Prancis telah ditutup sejak akhir tahun lalu, karena negara itu memerangi gelombang ketiga infeksi virus Corona.
Lockdown terbatas diberlakukan lagi pada minggu lalu. Karena, Presiden Emmanuel Macron memperingatkan bahwa negara itu berisiko kehilangan kendali atas pandemi.
Video berlanjut dengan menunjukkan pesta makan malam lain yang diadakan di lingkungan mewah. Terlihat permadani besar dan lukisan berlapis emas.
Para tamu terlihat saling memberikan 'la bise', saling cipika-cipiki.
"Minggu ini saya makan di dua atau tiga restoran, yang disebut restoran klandestin dengan sejumlah pelayan," klaim penyelenggara.
Karena dekorasinya yang mudah dikenali, restoran itu kemudian diidentifikasi sebagai Palais Vivienne milik Pierre-Jean ChalenΓ§on.
Pengacara ChalenΓ§on merilis pernyataan bahwa pihaknya mengakui suara yang terdistorsi di video itu milik kliennya. Seraya, dia bercanda ketika mengatakan menteri dari pemerintah telah menghadiri makan malam itu.
Dalam dunia maya, skandal itu telah menarik kemarahan publik. Tagar #OnVeutLesNoms (We Want The Names) pun trending di Twitter beberapa hari lalu.
Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal, mengatakan bahwa pihak berwenang telah menyelidiki laporan pesta ilegal selama berbulan-bulan. Sejauh ini 200 tersangka telah diidentifikasi dan akan menghadapi hukuman berat.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!