Menparekraf Sandiaga Uno tengah melakukan kunjungan dinas ke Lombok. Ia juga sempat berkunjung ke Gili Trawangan dan melihat suasana terkini di sana.
Pasca pandemi COVID-19 muncul di Indonesia tahun 2020 lalu, tak sedikit destinasi wisata yang dahulu populer di kalangan turis sepi bak kota hantu. Selain Bali, Gili Trawangan juga ikut terdampak dan mati suri.
Suasana itu juga yang dirasakan detikTravel kala berkunjung ke sana akhir Maret kemarin. Gili Trawangan yang biasanya ramai turis asing, mendadak lengang dan berganti turis domestik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain jauh lebih sepi, tak sedikit resort hingga restoran dan bar yang dibiarkan rusak begitu saja tanpa dirawat. Hal itu diakibatkan karena tiadanya biaya operasional untuk perawatan.
Agaknya, situasi serupa juga disaksikan oleh Sandiaga dalam kunjungannya ke Gili Trawangan hari Kamis kemarin (6/5/2021). Lewat unggahan di laman Instagramnya, Sandiaga menyatakan komitmennya untuk membangkitkan kembali pariwisata di sana.
"Saya menyampaikan komitmen untuk membangkitkan sektor parekraf di destinasi wisata Gili Trawangan yang sudah satu tahun ini terkena dampak yang begitu hebat akibat pandemi COVID-19," tulisnya.
Sandiaga pun menyebutkan sejumlah strategi untuk membangkitkan pulau wisata populer tersebut. Salah satunya lewat penyelenggaraan event untuk mendatangkan wisatawan domestik.
"Yang pertama adalah penyelenggaraan event. Penyelenggaraan event menjadi salah satu langkah paling efektif dalam mendatangkan wisatawan nusantara," ujarnya.
Selain itu, Sandiaga disebut akan membuat apa yang disebutnya travel pattern. Hal itu dilakukan, mengingat kondisi Gili Trawangan yang merupakan zona hijau.
"Kami akan buatkan travel pattern (pola perjalanan), diinterkoneksikan dengan kawasan wisata zona hijau lainnya seperti Sanur di Bali," sebutnya.
Sandiaga juga ingin menata ulang pariwisata Gili Trawangan. Apabila dulu berfokus pada kuantitas, kini akan lebih merujuk pada kualitas.
"Mengikuti tren di masa sekarang ini dengan menghadirkan wisata yang berkualitas dan berkelanjutan, berbasis alam dan budaya," ujar Sandiaga.
Terakhir, Sandiaga kembali menekankan akan perlunya menjaga protokol kesehatan atau CHSE. Apabila hal itu dilakukan dengan baik, niscaya pariwisata diyakininya dapat pulih.
"Protokol kesehatan tentunya harus selalu menjadi pedoman dalam pariwisata. Kami ingin menyampaikan pesan yang tegas bahwa pariwisata bukanlah bagian dari permasalahan, melainkan bagian dari solusi kebangkitan ekonomi kita," tutup Sandiaga.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan