Pemerintah berencana menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN). Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, waktunya belum tepat diterapkan di ruang lingkupnya.
Apa alasannya? Mula-mula, Sandi menjabarkan tentang anggaran Kemenparekraf yang akan dipotong signifikan karena keadaan keuangan negara yang belum membaik.
"Ini saya sudah menyampaikan kepada Ibu Sri Mulyani. Tahun depan pagu indikatif Kemenparekraf dipotong, cukup dalam," kata Sandi dalam temu wartawan mingguan di Jakarta, Selasa (18/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saya bisa menerima. Karena kondisi keuangan negara memang dalam situasi yang berat. Dan kita akan mengedepankan pendekatan public private partnership," imbuh dia.
Menurut Sandi, pendekatan itu bisa mendorong aktivitas di ruang lingkupnya tetap berjalan. Karena, pariwisata dan ekonomi kreatif adalah ladang rezeki bagi lebih dari 30 juta warga.
"Itu untuk memastikan pembangunan dan investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini bisa terus bergerak di tengah pandemi dan menurunnya ekonomi," jelas dia.
"Dan tetap bisa menjadi tumpuan lapangan kerja dan mata pencaharian bagi 34 juta masyarakat Indonesia," tambah dia.
Lalu, Sandi ikut berkomentar terkait kenaikan PPN. Kata dia, momen kenaikan pajak ini belum tepat bagi sektornya karena mereka tengah mengalami tekanan yang begitu kuat.
"Namun pendapat saya, terutama dari sisi ekonomi kreatif, peningkatan PPN tersebut akan terutama bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif sekarang yang sedang mengalami kesulitan, kami merasa dari segi timing belum tepat waktunya," tegas Sandi.
"Oleh karena itu kita harus memberikan masukan terutama dari sektor-sektor yang sangat tertekan akibat pandemi Covid-19. Dan untuk sektor lainnya tentunya bisa dipertimbangkan," imbuh dia.
Jadi, Sandi meminta ada keringanan khusus bagi pekerja pariwisata dan ekraf. Karena, jika tidak, efeknya adalah pemutusan hubungan kerja di mana-mana.
"Tapi untuk sektor kami, kami mohon ada pertimbangan khusus. Karena, jika tidak, maka dunia usaha ini akan semakin terbebani dan akhirnya keputusannya bisa berakibat pada PHK yang tidak bisa dielakkan," terang Sandi.
"Jadi harapan kita itu bisa dipertimbangkan khususnya bagi sektor kami, di pariwisata dan ekonomi kreatif," imbuh dia.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol