Tradisi sedekah laut di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah digelar secara sederhana. Larungan kepala kerbau dilakukan dengan menggunakan dua kapal saja.
Pantauan di lokasi, tradisi tahunan tersebut dimulai sejak pukul 05.30 WIB. Tradisi dimulai membawa kepala kerbau yang ditaruh di sebuah kapal mini dari TPI Ujungbatu Kelurahan Ujungbatu Kecamatan Jepara. Kepala kerbau itu dibawa ke atas kapal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat turut hadir dalam acara tersebut Bupati Jepara Dian Kristiandi bersama Forkompinda Kabupaten Jepara. Hanya ada dua kapal besar yang ikuti melarung kepala kerbau.
Arak-arak kapal tersebut dari TPI Ujungbatu sejauh 3 mil di perairan laut Jepara. Sesampainya di lokasi kepala kerbau tersebut didoakan terlebih dahulu. Baru kemudian di larung ke laut.
Setelah dilarungkan para nelayan di yang ada di kapal melompat ke laut. Mereka merebutkan makanan hingga tikar pada larungan kerbau tersebut.
![]() |
"Memang larungan 2021 ini beda dua tahun yang lalu. Dengan kesederhanaan tapi tetap kita masih menjalankan. Alhamdulillah mulai proses pemberangkatan sampai kita pulang dermaga selamat aman," kata Bupati Jepara Dian Kristiandi kepada wartawan selepas tradisi sedekah laut di TPI Ujungbatu, Kamis (20/5/2021).
Andi begitu sapaannya mengatakan biasanya tradisi sedekah laut atau lomban digelar sangat meriah. Ribuan orang memeriahkan tradisi tahunan tersebut. Namun dua tahun belakangan ini digelar secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan karena pandemi virus Corona atau COVID-19.
"Saya juga ucapkan terima kasih, biasanya kegiatan larungan ini diikuti ribuan orang. Seperti tahun 2019 itu hampir 10 ribu peserta. Hari ini kita bisa melihat, kesadaran masyarakat. Seluruh kegiatan dilakukan masyarakat Jepara menyadari itu. Kesehatan utama yang kita lakukan. Tapi kemudian tidak meninggalkan suatu tradisi bagi masyarakat Jepara," ujar Andi.
![]() |
Menurutnya tradisi sedekah laut tersebut sebagai bentuk syukur nelayan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rejeki saat melaut. Disebutkan Andi dengan melaksanakan tradisi tersebut diharapkan dapat diberikan keselamatan dan kesehatan.
"Jadi bersyukur warga Jepara, khususnya pesisir lebih khusus nelayan. Yang mana selama setahun melakukan kegiatan pelayaran untuk menangkap ikan mendapatkan rejeki. Sehingga mendapatkan limpahan satu rasa syukur. Dengan satu harapan juga proses mereka melaut ini diberikan keselamatan," kata dia.
Andi menambahkan saat perayaan sedekah laut ini semua wisata di Jepara ditutup. Hal tersebut sebagai langkah antisipasi kerumunan.
![]() |
"Biasanya sepekan Syawal hari libur untuk dimanfaatkan untuk berlibur. Wisata kita tutup, kita khawatirkan bahwa budaya sepekan pesta lomban tumpahan sangat luar biasa. Baik masyarakat Jepara maupun luar Jepara yang sengaja datang ke sini menyaksikan tradisi ini," ungkapnya.
Terpisah salah satu nelayan, Supriyadi mengaku berebut larungan kerbau untuk mencari berkah. Dia berharap dengan ikut berebut larungan kerbau mendapatkan keselamatan dan kesehatan.
"Itu sudah adat istiadat seperti dulu. Yang direbutkan kayak makanan kecil, terus tikar. Kalau kepala kerbaunya tidak boleh ya, supaya kerjanya bisa lancar," kata Supri saat ditemui di lokasi pagi ini.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!