80 Warga Australia Bisa Pulang Setelah Polemik Rasisme Penerbangan dari India

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

80 Warga Australia Bisa Pulang Setelah Polemik Rasisme Penerbangan dari India

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 21 Mei 2021 05:02 WIB
Qantas Australia akan uji coba rute penerbangan terpanjang di dunia selama 19 jam nonstop
Qantas (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Sebanyak 80 orang Australia bisa pulang dari India pada Sabtu (15/5/2021). Itu menjadi penerbangan repatriasi pertama sejak ancaman penjara yang berbau rasisme.

Diberitakan CNN, Ke-80 penumpang repatriasi pertama sejak badai Corona di India itu mendarat di Darwin. Setelah itu, mereka akan menjalani karantina selama dua pekan di sebuah kamp pertambangan di Howard Springs di Northern Territory.

Ke-80 penumpang itu bisa terbang ke Australia setelah menjalani tes Covid-19. Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menyebut sejumlah penumpang tidak dapat naik di penerbangan Qantas dari New Delhi karena positif Covid-19. Kontak dekat juga ditolak untuk terbang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerbangan repatriasi warga Australia dari India itu memang menjadi sorotan. Sebabnya, penerbangan repatriasi warga Australia dari India itu sempat menjadi kontroversi setelah menteri kesehatan Greg Hunt mengeluarkan ancaman penjara dan denda bagi mereka yang melewati perbatasan.

Aturan itu menjadi polemik. Sebab, dinilai semata-mata didorong oleh ketakutan, ketidaktahuan, dan ketidakmampuan pemerintah. Lagipula, seharusnya pemerintah membantu warga Australia yang ingin kembali dari India, bukan memenjarakan mereka. Salah satunya dengan memperbaiki fasilitas karantina.

ADVERTISEMENT

Kini, Menteri Luar Negeri Marise Payne memastikan bakal ada penerbangan lanjutan dari India ke Australia setelah repatriasi yang pertama itu. Penerbangan berikutnya dijadwalkan pada 23 Mei. Dia bilang saat ini ada 9.000 warga Australia yang terjebak di India.

"Kami mengikuti nasihat medis dan memastikan bahwa kami melindungi warga Australia di sini dan saya senang bahwa penerbangan pertama telah tiba, dan jelas akan ada lebih banyak penerbangan yang akan datang," kata Bendahara Josh Frydenberg.

"Penting untuk melakukan pengujian yang kami lakukan sekarang, sebelum orang-orang datang dengan pesawat itu ke Australia. Itulah proses yang kami ikuti, dan kami akan terus mengikutinya," dia menambahkan.

Payne mengatakan bahwa total penerbangan yang difasilitasi pemerintah selama pandemi dari India menjadi 39. Mereka memulangkan lebih dari 6.400 orang Australia sejak Maret 2020.

Sejak dimulainya pandemi, DFAT telah membantu lebih dari 45.700 warga Australia kembali dengan lebih dari 500 penerbangan. Lebih dari 18.800 orang dalam 128 penerbangan telah difasilitasi pemerintah, kata juru bicara DFAT.




(msl/fem)

Hide Ads