Burung maleo (Talegalla fuscirostris) tergolong burung berbadan besar yang hampir seluruh hidupnya di atas tanah. Burung maleo berwarna hitam dengan kaki berwarna kuning.
Habitat burung maleo yaitu hutan dataran rendah hingga ketinggian 800 MDPL. Burung maleo memakan serangga dan buah-buahan yang jatuh.
Burung ini jarang terlihat, seringkali burung ini diketahui dari suaranya yang khas dan berfrekuensi rapat. Bunyinya kira-kira seperti ini, 'wha wha wha hah'.
Mereka mengeluarkan suara ini sambil berjalan tenang di lantai hutan, dengan kepala dan ekor tegak.
Burung maleo tidak mengerami telur tetapi menggunakan sumber panas eksternal untuk mengerami telur mereka. Maleo betina cukup mempercayakan pada tumpukan daun-daun busuk di lantai hutan yang lebar dan tidak rapi.
Gundukan daun kering dibangun, rata-rata tinggi 1 meter dan digunakan selama beberapa tahun. Gundukan terbesar berukuran diameter 7,5 meter dan tinggi 3,3 meter.
Di dalam gundukan itulah maleo betina membuat sebuah terowongan, lalu meletakan telurnya. Sekali masa bertelur, maleo betina akan meletakan 7 butir telur.
Maleo betina pada waktu-waktu tertentu datang membalik-balikan telur yang berwarna cokelat kelabu itu agar suhunya merata. Sekali-kali maleo jantan menemani maleo betina datang menjenguk sarang.
Anakan maleo yang telah menetas dengan susah payah akan keluar melalui terowongan ke permukaan tanah. Suatu hal yang menakjubkan bahwa burung maleo kecil ini tidak memerlukan induknya.
Begitu keluar dari sarang, burung maleo langsung mandiri dan mampu mempertahankan dirinya.
***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan