Curhat wisatawan kembali ramai di media sosial. Kali ini, ada wisatawan yang hendak ke objek wisata petilasan Mbah Maridjan di Cangkringan, Sleman.
Curhatan itu disampaikan oleh Iqbal Basyari (30) warga Klaten di media sosial yang kemudian viral di salah satu grup Facebook. Lokasi penyetopan itu diketahui masuk Padukuhan Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.
"Lur, mau tanya.
Apakah kalau mau ke Dukuh Kinahrejo, tempatnya Mbah Marijan, gak boleh pakai mobil pribadi ya?
Saya tadi mau naik tapi dicegat sama petugas/warga di sekitar 1,5 km sebelum Kinahrejo.
Kami dipaksa parkir dan disuruh sewa Jeep kalau mau naik ke tempat Mbah Marijan. Biaya sewa 350-500 ribu, itu pun bentuknya tour bukan ngantar ke tempat yang mau saya tuju."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitulah curhatan yang ditulis Iqbal dalam postingan di grup Facebook seperti dilihat detikcom, Senin (31/5/2021).
Saat dikonfirmasi, Iqbal pun menceritakan kronologi kejadian itu. Saat itu, ia bersama keluarganya berencana ke petilasan Mbah Maridjan. Namun, sebelum sampai di tempat tujuan tiba-tiba ia diberhentikan oleh orang yang mengaku petugas.
![]() |
"Kejadiannya Minggu (30/5) sekitar pukul 11.00 WIB saya sampai di jalan depan lokasi yang saya foto. Kemudian petugas di sana memberhentikan saya dan meminta untuk parkir, katanya ini lokasi parkir terakhir," kata Iqbal kepada wartawan melalui pesan singkat, hari ini.
Kepada orang yang menyetopnya itu, ia mengatakan hendak ke Petilasan Mbah Maridjan. Akan tetapi, saat itu ia dipaksa untuk parkir dan menyewa jip dengan dalih jalan yang dilalui jelek.
"Lalu saya ngomong kalau saya mau ke tempat Mbah Marijan yang lokasinya sekitar 1,5 kilometer lagi dari titik itu. Mereka bilang kalau mau naik harus pakai jip, nggak boleh pakai kendaraan pribadi alasannya jalan jelek, banyak jip, padahal setahu saya jalan disana bagus karena itu jalur evakuasi warga lereng Merapi," dia mengungkapkan.
Ia pun tak langsung menyetujui dan memilih menunggu. Selang waktu sekitar 15 menit, ia melihat ternyata motor boleh naik. Pun dengan mobil pribadi pelat AB juga boleh naik, sementara mobilnya berpelat AD dilarang naik.
"Melihat itu, saya kembali bertanya ke petugas dan jawabannya tetap sama, saya harus pakai jip atau sewa motor dengan biaya sewa jip 350-550 sesuai rute yang mereka tentukan," katanya.
"Karena tidak ingin berdebat dan buang waktu, karena saya bawa keluarga, akhirnya saya pilih turun. Uang segitu bagi saya tidak sebanding dengan tujuan yang ingin kami datangi, hanya 1,5 kilometer lagi sampai," dia menambahkan.
Saat perjalanan turun ia menyempatkan diri untuk berhenti di pos retribusi dan menanyakan ke petugas.
"Jawabannya pun sama, harus naik jip kalau ke tempat Mbah Marijan. Saya juga kasih lihat foto lokasi saya dicegat di atas tadi," tuturnya.
"Saya share pengalaman karena buat saya, ini nggak baik untuk warga di atas. Rezeki mereka ditutup oleh warga di bawah sehingga wisatawan balik kanan karena dipaksa bayar uang yang lumayan besar," dia menegaskan.
Dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suci Iriani Sinuraya saat dikonfirmasi akan segera menelusuri kejadian itu.
"Sedang ditelusuri untuk TLnya (postingan). Termasuk koordinasi dengan berbagai pihak terkait di tempat tersebut," kata Suci melalui pesan singkat hari ini.
Suci menegaskan, dalam waktu dekat akan memanggil pihak terkait untuk menentukan tindak lanjut terhadap kasus ini.
"Baru ditelusur dan saya minta (pelaku) dipanggil. Kami akan adakan rapat koordinasi lintas pihak terkait dengan tindak lanjut hal ini ke depannya," dia menambahkan.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan