Jagad media sosial diramaikan oleh curhat wisatawan yang dipaksa naik jip saat hendak menuju ke petilasan Mbah Maridjan. Pihak asosiasi jip menegaskan kejadian itu tidak ada sangkut pautnya dengan hal itu.
Pengiat Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) sisi timur Bambang Sugeng menegaskan penyedia jasa jip wisata tidak ada kaitannya dengan hal itu. Menurut Bambang, kasus ini merupakan kasus yang berulang. Sebab, beberapa tahun yang lalu juga terjadi hal serupa.
"Pihak jip tidak berkaitan dengan hal itu. Jip lepas dari itu semua. Jadi tidak ada hubungannya," kata Bambang kepada wartawan, Selasa (1/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktik mencegat wisatawan dan memaksa untuk parkir kemudian menyewa ojek atau jip ini, menurut Bambang, akan semakin memperparah keadaan dan membunuh wisata di lereng Merapi. Sebab, selain petilasan Mbah Maridjan, terdapat wisata Bunker Kaliadem.
"Saya berpikir itu akan membunuh wisata di petilasan Mbah Maridjan dan wisata unggulan lainnya. Karena itu, seakan nyegat untuk parkir, terus dari situ silakan mau ke bunker, naik ojek atau jip," tuturnya.
"Ini yang membuat wisata Mbah Maridjan bisa habis seperti itu, sekarang kan sepi banget. Wisatawan tadinya datang mau melihat pemandangan, tapi baru datang, belum turun dari kendaraan, pun sudah ditawari seperti itu. Parkir, lalu naik, baik pakai ojek atau jip," sambungnya.
Lebih lanjut pihak pengelola jip pun merasa dirugikan oleh hal itu. Bambang menegaskan jip wisata tidak memiliki rute yang hanya dikhususkan ke petilasan Mbah Maridjan. "Kalau hanya rute ke Mbah Maridjan, itu nggak ada," tegasnya.
Sebelumnya, curhat wisatawan kembali ramai di media sosial. Kali ini ada wisatawan yang hendak ke objek wisata petilasan Mbah Maridjan di Cangkringan, Sleman.
Curhat itu disampaikan oleh Iqbal Basyari (30), warga Klaten, di media sosial yang kemudian viral di salah satu grup Facebook. Lokasi penyetopan itu diketahui masuk Padukuhan Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.
"Lur, mau tanya.
Apakah kalau mau ke Dukuh Kinahrejo, tempatnya Mbah Marijan, gak boleh pakai mobil pribadi ya?
Saya tadi mau naik tapi dicegat sama petugas/warga di sekitar 1,5 km sebelum Kinahrejo.
Kami dipaksa parkir dan disuruh sewa Jeep kalau mau naik ke tempat Mbah Marijan. Biaya sewa 350-500 ribu, itu pun bentuknya tour bukan ngantar ke tempat yang mau saya tuju," tulis Iqbal dalam postingan di grup Facebook seperti dilihat detikcom, Senin (31/5/2021).
Saat dimintai konfirmasi, Iqbal pun menceritakan kronologi kejadian itu. Saat itu ia bersama keluarganya berencana ke petilasan Mbah Maridjan. Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, tiba-tiba ia diberhentikan oleh orang yang mengaku petugas.
"Kejadiannya Minggu (30/5) sekitar pukul 11.00 WIB, saya sampai di jalan depan lokasi yang saya foto. Kemudian petugas di sana memberhentikan saya dan meminta untuk parkir. Katanya ini lokasi parkir terakhir," kata Iqbal kepada wartawan melalui pesan singkat, hari ini.
Kepada orang yang menyetopnya itu, ia mengatakan hendak ke petilasan Mbah Maridjan. Namun saat itu ia dipaksa parkir dan menyewa jip dengan dalih jalan yang dilalui jelek.
"Lalu saya ngomong saya mau ke tempat Mbah Maridjan, yang lokasinya sekitar 1,5 kilometer lagi dari titik itu. Mereka bilang, kalau mau naik, harus pakai jip, nggak boleh pakai kendaraan pribadi. Alasannya, jalan jelek, banyak jip. Padahal, setahu saya, jalan di sana bagus karena itu jalur evakuasi warga lereng Merapi," ungkapnya.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol