Selain Kudus, Kabupaten Bangkalan Juga Mengalami Lonjakan Kasus COVID-19

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Selain Kudus, Kabupaten Bangkalan Juga Mengalami Lonjakan Kasus COVID-19

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Senin, 07 Jun 2021 16:10 WIB
Kasus COVID-19 di Bangkalan Naik, Data Sepekan 26 Positif dan 5 Meninggal Dunia
Foto: Tangkapan Layar Pemprov Jatim
Jakarta -

Terkait COVID-19, bukan hanya Kudus yang menjadi perhatian. Nama Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur juga ikut jadi pembicaraan akibat COVID-19.

COVID Bangkalan, sebuah keramaian yang tengah jadi perbincangan di hari Senin ini (7/6/2021). Walau belum masuk zona merah seperti Kudus, tapi lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan juga disebut cukup signifikan.

Dikutip detikTravel dari dikutip dari laman infocovid19.jatimprov.go.id, hari ini, kasus konfirmasi positif per Minggu (6/6/2021) mencapai 1.779. Perinciannya kasus aktif 79, sembuh 1.520, dan meninggal 180.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan sejumlah langkah yang diambil Pemprov Jatim bersama Pemkab Bangkalan dan Pemkot Surabaya. Seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jatim, langkah pertama yang dilakukan Pemprov Jatim adalah melakukan koordinasi intens sejak Kamis (3/6) dengan Pemkab Bangkalan terkait penanganan kuratif pasien COVID-19.

Pemprov juga telah melakukan percepatan rujukan pasien COVID-19 dari Bangkalan ke RS Dr Soetomo dan rumah sakit rujukan lainnya di Surabaya. Sejak lima hari terahir hal itu sudah berjalan.

ADVERTISEMENT

Khusus untuk RSUD Ratu Ebo Bangkalan, Pemprov Jatim mempersiapkan penambahan bed perawatan pasien COVID-19 guna relaksasi RS di Bangkalan, yang kini memang angka huniannya sudah cukup tinggi. Selain itu, Pemprov Jatim juga sedang melakukan tracing dan testing secara ketat pada masyarakat yang berkontak erat.

"Rakor terkait lonjakan kasus di Bangkalan sudah kami lakukan sejak Kamis pekan lalu. Dan hari ini pun, Dinkes Jatim bersama Satgas COVID-19 Jatim juga sedang melakukan rakor di Bangkalan. Dilanjutkan kunjungan rumah sakit dan titik yang terdeteksi paling banyak kasus yaitu Arosbaya," ujar Khofifah.

"Penanganan yang holistik harus dilakukan, terutama untuk tracing dan testing serta menurunkan BOR. Karena saat ini BOR di Kabupaten Bangkalan terus meningkat. Di RSUD Bangkalan bed-nya itu dari 90 tempat tidur, yang terpakai sudah 73 bed," lanjutnya.

Khofifah juga menyampaikan RS di Bangkalan membutuhkan HFNC, ventilator serta beberapa jenis obat. Pemprov Jatim telah mengkomunikasikan ke Kementerian Kesehatan dan akan segera dikirim sebanyak 32 unit HFNC langsung ke Bangkalan.

"Lalu bagi pasien yang kondisinya berat bisa segera dirujuk langsung ke RS Dr Soetomo, agar penanganan maksimal, karena alat dan dokternya juga lebih lengkap dan agar RS di Bangkalan bisa ada relaksasi," kata Khofifah.

Jumlah lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan itu kian diperburuk dengan tingkat kematian pasien yang disebut cukup cepat. Ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Agus Sugianto Zain, mengatakan mayoritas kondisi pasien COVID-19 di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan, tidak dapat bertahan lama. Tak sampai 24 jam mendapat perawatan, mayoritas pasien meninggal dunia seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Hal tersebut diketahui setelah pemerintah daerah melakukan koordinasi dan evaluasi terhadap manajemen rumah sakit.

"Hitungan jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Bangkalan, dalam sehari 10 banding 15 pasien. Yang 10 pasien ini ketika tiba di rumah sakit, rata-rata tidak sampai bertahan 24 jam, namun sudah meninggal," kata Agus, Minggu (6/6).

Dia mengatakan hal itu menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap bahaya virus corona masih rendah. Seharusnya, masyarakat langsung merujuk kerabat yang positif ke rumah sakit saat kondisinya belum terlalu parah.

"Jadinya setelah banyak pasien di rumah sakit meninggal, pihak manajemen yang dinilai kurang melayani. Padahal masyarakat sendiri kurang begitu sadar," tambahnya.

Sejauh ini, pemerintah kota Surabaya juga melakukan penyekatan di Jembatan Suramadu. Warga dari Madura yang ingin ke Surabaya harus dites swab antigen per hari Minggu kemarin.

Langkah penyekatan itu dilakukan guna mencegah penularan virus corona dari wilayah Madura ke Surabaya. Sejauh ini, ada 70 warga Madura yang positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab antigen.




(rdy/ddn)

Hide Ads