Pasca momen libur Lebaran, pembatasan jumlah pengunjung di sejumlah tempat wisata di berbagai daerah masih diterapkan. Aturan itu juga masih berlaku di Garut.
Dikutip detikTravel dari Antara, Rabu (8/6/2021), hal tersebut dikonfirmasi oleh Bupati Garut Rudy Gunawan pada hari Minggu pekan lalu (6/6).
"Tempat wisata tetap dibatasi untuk menghindari kerumunan orang, dibatasi 25 persen dari kapasitas tempat," ucap Rudy.
Ia menambahkan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Garut per harinya. Alhasil, pembatasan kunjungan dinilai sebagai upaya untuk mencegah penyebaran.
Selain pembatasan kunjungan, pihaknya juga memberlakukan tes rapid antigen secara acak. Hal tersebut berdasarkan surat edaran untuk tempat wisata dan hotel.
"Oleh kita dilakukan (tes rapid) antigen secara acak, kami menyediakan gratis," kata dia.
Ia mengimbau wisatawan yang berkunjung ke Garut untuk menerapkan protokol kesehatan, termasuk tidak berwisata jika sakit dan jujur jika demam.
"Tamu hotel itu sebenarnya diukur suhu tubuh. Dia harus jujur. Yang datang itu harus jujur kalau dirinya demam dan sakit," ujarnya.
Sementara itu, Senior Sales Manager Resort Kampung Sampireun di Kecamatan Samarang, Garut, Rina Anwar, menyatakan kesiapannya untuk menerapkan protokol kesehatan.
Menurutnya, protokol kesehatan diterapkan demi kepentingan bersama untuk saling menjaga kesehatan dan kenyamanan antar pengunjung dan pihak pengelola.
"Tingkat keamanan dan rasa nyaman itu wajib, protokol kesehatan itu wajib," kata Rina.
Oleh sebab itu, traveler yang berwisata ke Garut dimohon untuk tetap menjaga prokes serta mematuhi imbauan yang ada di tempat wisata. Ingat, semua demi kebaikan kita bersama.
Simak Video "Video: Daftar 13 Korban Tewas Ledakan Amunisi di Garut"
(rdy/ddn)