Mengingat penyebaran COVID- 19 masih tinggi di berbagai daerah di Indonesia, perayaan sepakat Hari Raya Yadnya Kasada 2021 kembali tertutup bagi semua pengunjung. Ritual hanya dilakukan warga suku Tengger dari 4 wilayah.
Perayaan Yadnya Kasada 1943 Saka, jatuh pada tanggal 25 - 26 Juni 2021, hasil rapat koordinasi semua pihak ini, untuk mengantisipasi penyebaran COVID- 19, dan sudah disepakati oleh para pelaku wisata dan para tokoh dan sesepuh adat Tengger Bromo, secara tertutup bagi wisatawan baik domestik, maupun asing dan larangan untuk PKL dan warung kuliner, yang boleh hanya penjual Bipang dan Gulali saja.
Pihak TNBTS, dibantu TNI/ Polri, Satpol PP, Linmas, Tagana, Pramuka dan petugas adat Tengger Jogo Boyo, untuk penyekatan di depan Mapolsek Sukapura dan depan pendopo Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tokoh adat dan warga hindu Tengger, Hari Raya Yadnya Kasada tanpa wisatawan sangat perlu dilakukan, karena agar khusuk ritual dan doa Yadnya Kasada umat hindu menjadi khidmat, dan menghindari kerumunan dan desak - desakan untuk menghindari penyebaran COVID- 19, semakin luas.
"Kami sangat setuju dan mendukung, perayaan Hari Raya Yadnya Kasada 2021, tertutup bagi warga luar dan wisatawan, agar ritual dilakukan umat hindu menjadi khidmat dan khusyuk, dan menghindari kerumunan wisatawan bisa tercipta klaster baru penyebaran XOVID- 19, nantinya" jelas Choirul Umam, salah satu pelaku wisata di Kecamatan Sukapura.
Dan juga dikatakan Digdoyo Jamaludin, pemilik Hotel Yoschi, meski berdampak bagi hotelnya, namun kita tetap menghormati semua keputusan bersama, dan antisipasi COVID- 19, dengan tertutupnya Yadnya Kasad, semoga membawa hikmah dalam kebaikan ke depannya.
"Meski membuat sepi hotelnya, namun kita tetap patuh dan menghormati keputusan bersama semua pihak, dan dengan Yadnya Kasada tertutup bagi warga dari luar, semoga keputusan membawa hikmah dalam kebaikan dan bisa memusnahkan penyebaran COVID- 19 dari muka bumi ini" jelas Digdoyo, saat dihubungi.
Pengumuman penutupan dilakukan lebih cepat, agar bisa diketahui masyarakat luas baik dari dalam negeri, maupun dari luar negeri, tidak kecele datang ke wisata Gunung Bromo disaat Hari Raya Yadnya Kasada, kasian karena sudah mengeluarkan dana dan biaya banyak.
Supoyo, sesepuh suku Tengger Bromo, penutupan untuk umum perlu dilakukan selain doa dan ritual yang dilakukan warga hindu Tengger tidak terganggu oleh aktifitas pengunjung, juga agar penyebaran COVID- 19 tidak meyebar ke warga Tengger. Tolong keputusan ini bisa diterima.
"Penutupan Hari Raya Nyadnya Kasada, ditutup seperti tahun 2020 kemarin, selain umat hindu saat menggelar ritual tidak terganggu dengan aktifitas pengunjung, juga agar penyebaran COVID-19, tidak menyebar ke warga Tengger" tegas Supoyo, saat dihubungi.
Penyekatan super ketat, akan dilakukan di semua titik di 4 wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan dan Kabupaten Lumajang.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum