Perempuan muslim dari AS diperlakukan rasis di dalam pesawat. Dia dilarang duduk di baris kursi darurat karena bisa bikin seisi pesawat jatuh ke bumi.
Inilah kisah perlakuan rasisme yang diterima Fatima Altakrouri, perempuan muslim yang lahir dan besar di Amerika Serikat. Fatima diperlakukan rasis oleh pramugari maskapai Southwest Airlines.
Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Jumat (11/6/2021), cerita bermula ketika Fatima terbang bersama saudarinya menggunakan pesawat Southwest Airlines menuju ke Dallas, AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fatima mengenakan hijab, sementara saudarinya tidak. Saat di dalam pesawat, mereka seharusnya duduk bersebelahan di baris kursi darurat yang masih kosong.
Namun rupanya, oleh pramugari yang bertugas Fatima tidak diizinkan duduk di kursi tersebut dengan alasan bahwa dia tidak bisa berbahasa Inggris dan bisa membuat pesawat jatuh bila duduk di kursi emergency.
Padahal pramugari tersebut menyampaikan pernyataan itu setelah berbincang-bincang dengan Fatima menggunakan bahasa Inggris. Tentu saja Fatima merasa diperlakukan seperti layaknya seorang teroris.
"Saya menganggap itu sebagai komentar teroris. Jika saya yang mengatakan itu, tentu saja saya akan ditendang keluar pesawat. Saya tidak mengerti bagaimana pramugari itu bisa berkata demikian. Itu membuat saya tampak seperti seorang teroris padahal saya bukan," kata Fatima dalam jumpa pers di Bandara Dallas Fort Worth yang diselenggarakan Dewan Hubungan Amerika-Islam.
Fatima mendeskripsikan peristiwa yang dia alami itu sebagai hal yang sangat mengecewakan yang pernah dialaminya. Dia merasa sangat terintimidasi oleh si pramugari.
"Sebagai seorang pramugari, kamu seharusnya siap untuk menghadapi semua orang dari berbagai macam negara dan agama," Fatima menambahkan.
Saudara perempuan Fatima yang turut terbang bersamanya, Muna Kowni, bersaksi bahwa si pramugari berbicara dengan Fatima menggunakan bahasa Inggris.
"Pramugari itu bilang, kamu bisa duduk di kursi ini, tapi dia tidak," kata Muna.
Insiden rasisme ini sudah dilaporkan secara resmi oleh Fatima langsung ketika dia mendarat di bandara. Dia bahkan berbicara dengan manajer yang bertugas. Ketika dikonfrontasi dengan pramugari yang dimaksud, Fatima dan saudaranya malah diminta untuk pergi.
Southwest Airlines pun meminta maaf terkait insiden ini. Mereka akan melakukan investigasi secara rinci terkait peristiwa rasisme tersebut.
"Southwest Airlines tidak menoleransi segala bentuk diskriminasi. Kami meminta maaf kepada semua konsumen yang merasakan pengalaman tidak menyenangkan saat terbang bersama kami. Kami akan melihat secara spesifik situasi yang dialami penumpang tersebut," kata Brandy King, direktur Komunikasi Eksternal Southwest Airlines.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum