Ada Temuan Virus Varian Baru, Wisata di Surabaya Harus Patuhi Prokes

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada Temuan Virus Varian Baru, Wisata di Surabaya Harus Patuhi Prokes

Deny Prastyo Utomo - detikTravel
Selasa, 15 Jun 2021 15:41 WIB
Pintu keluar Suramadu arah Surabaya macet total, baik jalur R2 maupun R4. Pemkot Surabaya menutup arah pintu keluar untuk semua pengendara swab massal.
Ilustrasi warga Surabaya (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Ada 3 kasus COVID-19 varian India B1617.2 ditemukan di Jawa Timur. Tiga kasus itu ditemukan di penyekatan Suramadu. Bagaimana pariwisata di Surabaya?

Wakil Sekretaris Satgas COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan jika pariwisata di Surabaya yang boleh buka yang sudah lolos assessment dan menjalankan protokol secara ketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kan kita sudah lakukan assessment itu. Hasil Assesmen itu adalah rambu-rambu untuk mengantisipasi penyebaran (COVID-19). Jadi tolong semuanya betul-betul konsekuen dan menaati dan menerapkan prokes sesuai hasil assessment itu. Dan kalau mereka tidak sesuai assessment itu maka kita tidak akan ragu-ragu untuk melakukan penutupan, itu berlaku semuanya," kata Irvan Widyanto saat di hubungi detikcom, Selasa (15/6/2021).

Meski ada temuan varian virus, Irvan menyampaikan saat ini, SOP terkait protokol kesehatan masih tetap sama, yakni dengan 5 M (memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurasi mobilitas).

ADVERTISEMENT

"Jadi pada intinya itu 5 M, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan sebagainya. Itu adalah bagian dari upaya melakukan pencegahan terhadap penyebaran ini (Virus COVID-19)," ujar Irvan.

Dalam pencegahan virus COVID-19 ini, menurut Irvan bukan hanya vaksin. Namun juga perilaku masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.

"Jadi satu-satunya jalan bukan hanya vaksin. Tapi perilaku yang menerapkan protokol kesehatan dari 3M menjadi 5 M dan sebagainya. Itu upaya-upaya kita untuk mencegah dan memutus mata rantai (penyebaran COVID-19)," ungkap Irvan.

"Karena ini tidak bisa di jawab dengan pengobatan. Untuk mengantisipasi kita jawab dengan pencegahan. Karena sebaik-baiknya perlindungan itu adalah pencegahan," lanjut Irvan.

Tidak hanya pariwisata, dengan dibukanya 8 taman di Surabaya, menurut Irvan perlakuannya sama, yakni dengan menerapkan protokol kesehatannya secara ketat.

"Perlakuannya sama. Jadi semua dikembalikan ke perilaku masyarakat jangan sampai abai protokol kesehatan. Dan kita pemerintah dan termasuk semua elemen tidak bosan-bosan untuk mengingatkan, ketika warga abai terhadap protokol kesehatan ya kita ingatkan melalui teguran lisan, kalau nggak bisa ya kita berikan sanksi," ungkap Irvan.

"Karena kalau kita abai terhadap protokol kesehatan, maka kita tidak melindungi orang lain, keluarga kita, orang-orang di sekeliling kita," tandas Irvan.




(sym/sym)

Hide Ads