Prasasti Ciaruteun atau biasa dikenal Prasasti Citarum. Peninggalan ini merupakan batu peringatan dari masa Kerajaan Tarumanegara sekitar abad V Masehi.
Kini, Prasasti Ciaruteun dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang. Melansir website portalresmi Kabupaten Bogor yang dilihat detikTravel, Kamis (17/6/2021), prasasti ditempatkan pada lahan berpagar seluas sekitar 1.000 m2 dilengkapi cungkup berukuran 8x8 m, tepatnya berada di Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulan, Kabupaten Bogor.
Prasasti ini memiliki bentuk tapak kaki Raja Purnawarman. Menurut CNN Indonesia, ada dua arti dari gambar tapak kaki tersebut. Pertama yaitu cap kaki yang melambangkan kekuasaan raja atas daerah tempat ditemukannya prasasti. Sedangkan yang kedua, melambangkan kekuasaan dan eksistensi penguasa sekaligus penghormatan sebagai dewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimana Prasasti Ciaruteun Ditemukan?
Prasasti Ciaruteun ditemukan pada 1863 di aliran sungai Ciaruteun, Bogor, Jawa Barat. Peninggalan ini berada di dalam situs Ciaruteun atau 19 km sebelah barat daya kota Bogor dan berada di atas ketinggian 320 mdpl.
Bercorak agama hindu dan ditulis di sebongkah batu endesit, Prasasti Ciaruteun berukuran tinggi 151 cm, diameter 72 cm dan diameter bawah 134 cm.
Apa Isinya?
Prasasti ini bertuliskan huruf Palawa berbahasa sansekerta, dituliskan dalam puisi India dengan irama anustubh yang terdiri dari baris tentang kehebatan Raja Purnawarman. Adapun penulisannya seperti ini:
"Vikkrāntāsyā vanipateh śrīmatah pūrņņavarmmaņah tārūmanagarendrasya vişņor=iva padadvāyam" yang memiliki arti, "Inilah sepasang (telapak) kaki Dewa Wisnu, ialah telapak Yang Mulia Purnawarman, raja di Taruma, raja yang gagah berani di dunia". Berdasarkan bentuk tulisannya, Prasasti Ciaruteun diperkirakan dibuat pada abad ke 5.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum