Objek wisata di Bandung Raya ditutup sementara untuk memutus rantai penularan virus Corona. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar menerima keputusan itu namun juga meminta solusi dari pemerintah.
Bandung Raya tengah mengalami lonjakan kasus COVID-19. Bahkan, kini dalam kondisi siaga 1.
Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar situasi ini tidak akan mudah. Dia berkaca pada libur lebaran, dengan objek wisata dibuka, kunjungan wisata di Jabar anjlok. Apalagi, kini dengan adanya penutupan objek wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pada kondisi lebaran, dilarang melintas kota, okupansi turun melonjak jauh, sampai satu digit," kata Herman via sambungan telepon, Kamis (17/6/2021).
Usai libur lebaran, menurut dia, kunjungan wisata di Jabar kembali merangkak naik. Hotel pun sempat menggeliat.
"Tiga minggu ini baru ada peningkatan, pada weekend sampai 55-60 persen. Kemudian, weekday masih rendah antara 20-30 persen, kita berharap ada peningkatan lagi," dia menjelaskan.
Meski kebijakan penutupan obyek wisata ini baru ditentukan, Herman menilai okupansi sudah terasa menurun. "Tapi dengan ada kejadian ini malah anjlok lagi, ini sudah terasa malam kemarin okupansinya anjlok lagi," kata Herman.
"Sekarang kelihatannya turun lagi, karena kondisi seperti ini," dia menambahkan.
Dia pun mengimbau agar setiap pengusaha wisata, termasuk di wisata Bandung Raya, ikuti aturan pemerintah. Tapi, PHRI juga minta agar pemerintah mengeluarkan solusi untuk pengusaha hotel dan wisata.
"Saya imbau, mari sama-sama kita taat. Cuma dengan harapan, jangan lupa pemerintah pun harus punya pemikiran terhadap kita untuk penyelamatan dan pemulihan ekonomi, harus ada konsepnya. Jangan sampai ada kebijakan tapi dibiarkan ekonominya. Harus dipikirkan," tutur Herman.
(wip/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan